TEMPO.CO , Jakarta:Kepala Seksi Utilitas Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta, Saleh Dharmawan mengakui Jakarta tidak memiliki peta jaringan utilitas secara keseluruhan. Peta yang ada hanya sepotong-potong sesuai dengan permintaan perusahaan. "Kalau perusahaan akan buat jaringan utilitas saja, itupun pendek hanya 20-30 meter," kata dia di kantornya, Jumat, 18 Juli 2014. (Baca: Ahok Pusing Rapikan Jaringan Pipa Bawah Tanah )
Peta yang sepotong-potong itu juga tidak terdokumentasi dengan baik. "Kami tidak menyatukan semuanya dalam satu file, ada tapi petanya setumpuk dan itu hardcopy," ujar Saleh. (baca:Kebakaran Pipa, Polisi Pastikan PGN Korban)
Karena itu, menurut Saleh, permasalahan jaringan utilitas di DKI harus segera diselesaikan. Caranya dengan membuat ducting. "Harus ada political will dari DKI . Bikin ducting karena utilitasnya sudah penuh. Ini sudah mendesak," ujarnya.
Ia menjelaskan, ducting dibuat di sepanjang Jalan Sudirman dan jalan protokol lainnya. Bentuknya seperti gorong-gorong dengan kedalaman sekitar 5 meter. Utilitas di dalam ducting disusun seperti dalam rak. Mulai satu meter dari bawah, diisi pipa air limbah, kemudian satu meter berikutnya pipa gas. Lalu, satu meter lagi pipa air bersih, baru kemudian ke pipa kabel listrik, dan satu meter terakhir itu untuk kabel optik. (Baca;PGN : Ledakan Gas Akibat Proyek Fiber Optic)
Jika ducting sudah dibuat, Saleh mengatakan setiap perusahaan wajib menempatkan jaringan utilitasnya di ducting. Pemerintah pun bisa menuai keuntungan dari pembuatan ducting. Perusahaan wajib membayar biaya sewa. "Kalau sekarang, masang utilitas per meternya Rp 10 ribu. Itu juga seumur hidup." (Baca: Pipa PGN Diduga Tersenggol Proyek MRT )
Saleh mencontohkan beberapa kawasan sudah membangun ducting. Di antaranya, Pantai Indah Kapuk dan Sudirman Central Bussines Distict. "Di sana tidak ditemukan kabel listrik yang terpasang di atas tapi semuanya lewat ducting."
ERWAN HERMAWAN
Terpopuler:
Penumpang MH17 Punya Firasat Bakal Celaka
KPK Gelar Ekspose Soal Muhtar Ependy
MH17 Lewat Dekat Zona Perang Demi Irit BBM?
Komnas HAM Pastikan Pemanggilan Paksa Kivlan Zen
Pesawat Malaysia Airlines Jatuh di Ukraina