Ia mengaku, sudah mendapat firasat jika sesuatu yang buruk akan terjadi pada keluarganya. "Senin, sehari sebelum kejadian saya bermimpi banjir sebetis, rambut saya rontok banyak, saya yakin itu adalah firasat," kata Sutina.
Berita heboh di media soal pelaku begal motor dibakar hidup-hidup di Pondok Aren, Tangerang Selatan sempat membuat jantung Sutina berdebar-debar. "Karena sering disebut tato, anak saya kan tato-an,"katanya.
Sejak itu, kata Sutina, keluarganya kerap menerima pesan berantai broadcast messenger tentang ciri-ciri pelaku pembegalan sepeda motor yang tewas dihakimi massa itu. Karena penasaran, Sutina dan Sarifudin datang ke kamar jenazah RSUD Tangerang untuk memastikan anak mereka atau bukan. "Walau jasad anak saya gosong, saya mengenali dari tatonya, dari bentuk kepala dan rambutnya," kata Sutina.
Jenazah Hendriansyah langsung dibawa keluarga pada Kamis malam 26 Februari 2015 dan dimakamkan pada malam itu juga di TPU Larangan, tak jauh dari rumah orangtua Sutina. Sutina berharap, polisi cepat menangkap pelaku yang membakar hidup-hidup anaknya itu.
"Negara kita kan punya hukum, saya berharap ini tidak terjadi lagi pada yang lain, sejelek-jeleknya manusia, tak patut dihakimi seperti itu," tuturnya.
JONIANSYAH