TEMPO.CO, Depok - Rektor Universitas Indonesia Muhammad Anis mengatakan kematian Akseyna Ahad Dori menjadi sejarah di UI. Sebab, Akseyna menjadi satu-satunya mahasiswa UI yang diduga tewas dibunuh dan dimasukkan ke dalam Danau Kenanga, kompleks UI.
"Banyak pihak telah menaruh perhatian atas kematian Akseyna. Dalam sejarah, baru pertama kali ini mahasiswa UI yang dicurigai dibunuh dan dilakukan di dalam kampus," kata Anis, 13 Agustus 2015.
Bahkan ada beberapa tenaga ahli UI yang menaruh perhatian dan terus mengikuti perkembangan kasus Akseyna. "Person in charge memang ada. Mereka dari staf UI, yang terus memantaunya," ucapnya.
Anis menuturkan, dengan mencuatnya kasus dugaan pembunuhan mahasiswa UI ini, pihaknya merasa dirugikan. Sebab, kematian Akseyna terus menjadi perhatian dan belum bisa terungkap hingga saat ini. "Kami inginnya cepat terungkap. Silakan siapa saja yang ingin membantu penanganan kasus ini," katanya.
Akseyna adalah mahasiswa UI yang ditemukan tewas mengapung di Danau Kenanga pada Kamis, 26 Maret 2015. Dengan ditemukannya sejumlah barang bukti selama proses penyelidikan, polisi menduga Akseyna tewas dibunuh.
Di antaranya tulisan tangan yang ditemukan di kamar Akseyna. Setelah mencermati tulisan tersebut, seorang grafolog menyimpulkan, ada dua orang yang menulis secarik kertas tersebut. Selain itu, ada luka lebam pada tubuh Akseyna karena hantaman benda tumpul. Sepatu yang digunakan Akseyna pun sobek di bagian belakang, yang diduga rusak karena pelaku menyeret Akseyna.
IMAM HAMDI