TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina Gas mengimbau masyarakat di Kelurahan Sukatani dan Harjamukti, Depok, tidak menyalakan api yang bisa memicu ledakan gas. Kewaspadaan ini perlu dilakukan karena aroma gas di sekitar tempat tinggal mereka sangat menyengat. "Intinya, jangan melakukan tindakan yang bisa menimbulkan api," ujar Presiden Direktur PT Pertamina Gas Hendra Jaya, Ahad, 6 Desember 2015.
PT Pertamina Gas adalah anak perusahaan PT Pertamina (persero) yang bergerak dalam sektor midstream dan downstream industri gas Indonesia. Perusahaan ini memiliki peran usaha niaga gas, transportasi gas, pemrosesan gas, dan distribusi gas, serta bisnis lainnya yang terkait dengan gas alam dan produk turunannya.
Keberadaan pipa gas yang melewati Kelurahan Sukatani dan Harjamukti, Depok, berada di bawah wewenang PT Pertamina Gas. Karena itu, manajemen langsung memberi tanggapan ketika masyarakat di sekitar pipa gas mencium aroma gas yang menyengat. “Berdasarkan pantauan kami, tidak ada penurunan tekanan gas,” kata Hendra. Seharusnya, jika memang terjadi kebocoran tekan gas pasti menurun. “Sejauh ini masih normal.”
Menurut Hendra, Kelurahan Sukatani dan Harjamukti memang dilalui jaringan gas pipa. Pipa gas berdiameter 60 sentimeter dan tertanam sedalam 1,7 meter dari permukaan tanah. Untuk memastikan sumber bau gas yang aromanya tercium masyarakat, Pertagas bakal menerjunkan tim untuk memeriksa.
Sebelumnya, warga perumahan Raffles Hils, Harjamukti, Depok, melapor ke polisi karena mereka mencium bau gas yang menyengat. Mereka khawatir bau itu berasal dari pipa gas milik PT Pertamina. Kepala Kepolisian Sektor Cimanggis Komisaris Arlon Sitinjak membenarkan adanya laporan itu. "Benar bau gas memang sangat menyengat," kata Arlon.
ROBBY IRFANY | IMAM HAMDI