TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah rute Metro Mini dari dan menuju Terminal Blok M melakukan aksi mogok. Penumpang sempat merasa kebingungan karena angkutan umum yang biasa mereka tumpangi tak beroperasi.
Salah satunya Eva Diana, 30 tahun. Karyawati yang bekerja di kawasan Jalan Fatmawati itu biasanya menggunakan Metro Mini 610 rute Blok M-Pondok Labu. "Eh, ternyata pada mogok, yah? Saya jadi susah, nih, mau ke kantor," kata Eva, Senin, 21 Desember 2015.
Dia pun terlambat berangkat menuju kantornya. "Terpaksa, deh, naik ojek atau taksi," ujarnya sambil terburu-buru menuju ke luar terminal untuk mencari taksi.
Penumpang lainnya adalah Permadi, 21 tahun. Dia pun kebingungan karena Metro Mini 610 yang biasa dinaikinya tak tampak sejak pagi. "Pantas saja dari pagi tidak ada, ternyata mogok," tuturnya.
Permadi berharap Pemerintah Provinsi DKI bisa menyediakan angkutan umum alternatif bagi penumpang yang biasa naik Metro Mini. "Habis kalau naik ojek atau taksi, kan, mahal," ucapnya.
Mogoknya armada Metro Mini merupakan bentuk protes dari para sopir dan pengusaha Metro Mini lantaran Dinas Perhubungan DKI terus-menerus melakukan pengandangan terhadap armada mereka. Tercatat sudah ratusan armada Metro Mini dikandangkan karena tak laik jalan.
Kepala UPT Terminal A.B. Nahor mengungkapkan, meski Metro Mini beberapa rute mogok, tak terjadi penumpukan penumpang di Terminal Blok M. "Penumpang sudah kami arahkan menggunakan armada transportasi lain. Penumpang sudah cerdas mencari alternatif," katanya.
Saat ini Metro Mini yang tidak beroperasi adalah Metromini 610 rute Blok M-Pondok Labu, 611 Blok M-Pasar Jumat, 77 Blok M-Ragunan, 72 Blok-M Lebak Bulus, dan 74 Blok M-Rempoa. Sebagai antisipasi, Nahor menyiagakan sebanyak sebelas bus sekolah untuk mengangkut penumpang yang telantar. "Jika kurang, kami akan berkoordinasi dengan PO (perusahaan otobus) yang punya bus cadangan," ujarnya.
NINIS CHAIRUNNISA