TEMPO.CO, Jakarta - Seorang guru honorer di Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, kritis selama sepekan setelah pengendara sepeda motor menghantam tubuhnya saat pulang mengajar. Djat Sri Lantasi, 47 tahun, saat ini mengalami koma dan dirawat di Rumah Sakit Umum Siloam, Karawaci, Tangerang.
Dalam kecelakaan itu, Sri bersama anaknya Elok Mumpuni, 10 tahun, terluka cukup parah. Janda beranak satu ini luka serius di bagian kepala dan rahang patah. Sementara kaki kanan Elok sobek dan luka ringan di kaki kiri dan tangan. "Kondisinya masih koma," ujar Marda Netti, tetangga Sri, kepada Tempo di rumahnya, Jumat, 29 Januari 2016.
Saat ibunya kritis di rumah sakit, Elok terpaksa tinggal di rumah tetangganya dan sudah satu pekan ini dia tidak bersekolah karena luka di tubuhnya yang belum sembuh. Siswi kelas V Sekolah Dasar di Tigaraksa ini pun terlihat murung dan tak jarang meringis menahan sakit.
Netti, Ketua Kader Posyandu di kompleks Perumahan Mustika Tigaraksa Blok C 19, tempat tinggal Sri, menuturkan peristiwa kecelakaan itu terjadi Jumat petang, 22 Januari 2016. Saat itu, Djat Sri dan Elok akan menyeberang jalan di depan Taman Kanak-kanak Sodong, Tigaraksa, tempat Sri mengajar. "Ibu Sri juga mengajar di SD Sodong."
Saat menyeberang itulah dari arah kanan, sepeda motor Yamaha Jupiter tanpa pelat melaju kencang dan menghantam tubuh ibu dan anak itu. Sri terjatuh dan kepalanya membentur trotoar. Sedangkan Elok terpental, kaki kanannya robek. Belakangan diketahui pengendara itu bernama Andri Putra, 18 tahun, warga Jambe, Kabupaten Tangerang. Dia terjungkal dan juga mengalami luka parah.
Sri dilarikan ke RS Mulia Insani, Cikupa yang kemudian dirujuk ke RS Siloam. Hingga kini Sri belum sadarkan diri. Sri dan Elok beruntung tinggal di lingkungan yang warganya memiliki kepedulian tinggi. Selain mengurus Elok, para tetangganya juga mengurus semua urusan rumah sakit Sri. Mereka juga secara bergantian menjaga Sri di rumah sakit.
Petugas puskesmas Pasir Nangka, Yoshita Mazalianty, yang menjenguk Elok memastikan semua biaya perawatan dan pengobatan Sri ditanggung pemerintah. "Dia memiliki kartu sehat," katanya.
JONIANSYAH HARDJONO