TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) Suharyanti Ageng mengatakan penduduk Kalijodo yang sudah pindah ke rusun diminta aktif mendatakan anak-anak mereka yang usia sekolah. Pendataan ini dalam rangka memfasilitasi anak-anak yang terpaksa pindah sekolah pasca-penggusuran Kalijodo.
"Di sini kami memang belum mendata ada berapa total anak usia sekolah. Tapi yang jelas setiap anak kami fasilitasi pengurusan perpindahannya," kata Suharyanti saat ditemui di kantornya, Marunda, Jakarta, Senin, 29 Februari 2016.
Posko pendaftaran sendiri dibuka pada 24 Februari dan ditutup 31 Maret. Hingga hari ini baru 88 orang yang mendaftar, yakni 34 Pendidikan Anak Usia Dini, 40 pelajar Sekolah Dasar, 8 jenjang Sekolah Menengah Pertama, dan 6 Sekolah Menengah Kejuruan. "Yang SMA malah belum ada. Berarti masih banyak sepertinya yang belum datang mendaftarkan diri," kata Adang Suhendar, petugas piket dari Suku Dinas Pendidikan Jakarta Utara.
Adang menambahkan, semua pelajar sudah mulai bersekolah di tempat yang baru. Karena itu, ia meminta penduduk relokasi dari Kalijodo tidak perlu khawatir mengenai nasib pendidikan anaknya.
Adang menuturkan para orang tua tidak perlu khawatir karena pemerintah juga memberi bantuan alat tulis untuk anak-anak dari Kalijodo. "Pokoknya kami fasilitasi, biar enggak ada alasan macam-macam hingga warga malas direlokasi," ucapnya.
Para pelajar nantinya akan ditempatkan di sekolah-sekolah terdekat dari rusun. Meski begitu, mereka diperbolehkan memilih sekolah. Untuk sekolah dasar ada SDN Marunda 02, jenjang menengah ada SMPN 266, 244, 143, 162, 200, dan MTsN 05. Sedangkan jenjang atas ada SMKN 49, 36, dan 44.
Berdasarkan data yang disampaikan Suharyanti, dari 265 kuota unit yang disediakan untuk penduduk eks Kalijodo yang direlokasi ke Rusun Marunda, sudah ada 199 Kepala Keluarga yang mendapatkan kunci. Namun baru 113 KK yang menempati rusun.
AHMAD FAIZ