TEMPO.CO, Jakarta - Seorang anggota Sabhara Polda Metro Jaya, Brigadir Heri Budianto, ditemukan tewas oleh keluarganya di kamar pribadinya di Pondok Aren, Tangerang Selatan. Polisi menduga ia tewas bunuh diri dengan menggunakan senapan angin miliknya pada Ahad, 3 Juli 2016, sekitar pukul 10.25 WIB.
"Ia tewas akibat tiga luka tembakan di perut, satu di hidung," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Awi Setiyono di Jakarta, Senin, 4 Juli 2016.
Tubuh Heri ditemukan ibunya, Tina Herawati. Pada awalnya, sekitar pukul 05.00 pagi, Tina mendengar suara tembakan senapan angin dari dalam kamar korban. Ia kemudian mendengar suara anaknya menangis. Ia pun masuk ke kamar korban dan melihat Heri dalam keadaan duduk tengkurap di samping tempat tidur. Saat ditanya alasan ia menangis, korban tak menjawab.
"Di samping korban di lantai ada sebuah senjata senapan angin," kata Awi. Tina kemudian mengambil senapan angin lalu membuangnya ke kali di dekat rumahnya. Ia kemudian mencari pertolongan ke rumah ketua RT, tapi tak ada orang.
Walhasil, ia memutuskan sekitar pukul 08.00 WIB melapor ke Polsek Pondok Aren. Namun, saat didatangi, korban sudah tewas dengan hidung mengeluarkan darah dan tubuhnya kaku.
Awi belum mengetahui motif di balik aksi bunuh diri ini. Ibu korban mengatakan, beberapa hari terakhir, Heri pernah menembakkan senapan angin miliknya ke tubuh sendiri.
Awi pun memberi catatan terhadap Heri. Dia mengatakan bahwa Heri, sekitar setahun yang lalu, pernah mendapat rekomendasi dari Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Metro Jaya agar tidak masuk ke Divisi Operasional (Opsnal).
"Yang bersangkutan ada kecemasan yang, apabila dibiarkan, bisa menimbulkan suatu penyakit. Kecemasan itu mengakibatkan ia tak boleh berdinas di bidang opsnal," ucapnya.
EGI ADYATAMA