Setelah puas bercengkerama dengan Oktavia, Darso mengajak istri dan cucu-cucunya pulang ke Depok. Saat itu langit mendung. Karena itu Darso meminta anak lelakinya mengantar Sri Hartati, Aisyah, dan Abiyyu ke Stasiun Pasar Minggu. Dia sendiri menunggu giliran dijemput.
Tiba di stasiun, hujan deras turun. Sri Hartati buru-buru turun dari sepeda motor dan mengajak kedua cucunya berteduh. Sedangkan anak laki-lakinya kembali ke tempat penampungan untuk menjemput Darso.
Hujan bertambah deras disertai angin kencang. Darso yang diboncengi sepeda motor oleh anaknya, memutuskan untuk menyusul Sri Hartati ke stasiun. Namun, jalan mendadak macet. Darso melihat ada jembatan penyeberangan yang ambruk. "Tapi, saya tidak menyangka kalau istri dan cucu saya berada di sana dan menjadi korban," katanya.
Baca: Ini Penyebab Robohnya JPO di Pasar Minggu
Karena itu, setelah sampai di Stasiun Pasar Minggu, Darso berkeliling mencari istri dan cucunya. Beberapa kali dia menghubungi telepon genggam istrinya tapi tak kunjung dijawab. Sedangkan anak laki-lakinya telah pulang seorang diri ke Depok dengan sepeda motor.
Cukup lama Darso bolak-balik di sekitar stasiun. Tidak berapa lama telepon genggamnya berbunyi. Orang yang berada di ujung telepon mengaku dari rumah sakit. "Saya ditelepon, istri saya masih hidup dan kritis dirawat di Rumah Sakit Pasar Minggu," katanya. Sri Hartati dikabarkan menderita luka berat di kepala dan tulang punggungnya patah.
Setibanya di rumah sakit, Darso langsung terhenyak. Petugas medis mengatakan nyawa istrinya tidak bisa diselamatkan. Dia semakin terpukul setelah mengetahui kedua cucunya juga menjadi korban. Aisyah meninggal seketika sedangkan Abiyyu dalam kondisi kritis.
IMAM HAMDI
Baca juga:
Awas, Tiga Jebakan Ini Bisa Sebabkan Ahok Keok di Pilkada!
Mengejutkan Gadis Ini Brkedip Setelah 300 Tahun Kematiannya