TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama bercerita tentang ibu angkatnya yang beragama Islam, Hj Misribu binti Acca, saat memberikan tanggapan dalam sidang sidang perdananya di Pengadilan Negeri Jakarta Utara. Pria yang biasa disapa Ahok itu teringat akan pesan dari ibu angkatnya yang menginginkannya dia menjadi Gubernur DKI Jakarta.
"Masih terus saya ingat dan akan saya ingat. Kata beliau, saya tidak rela mati sebelum kamu menjadi gubernur, anakku. Jadilah gubernur yang melayani rakyat kecil," kata Ahok saat membacakan pembelaan di depan majelis hakim PN Jakarta Utara, Selasa, 13 Desember 2016.
Baca: Ahok Saksama Dengarkan Dakwaan Jaksa
Ahok mengatakan dia sangat mencintai orang tua angkatnya itu yang merupakan orang Islam Bugis. Karena itu dia tidak mungkin melakukan penghinaan agama Islam. Menurut dia, dengan menista agama Islam sama saja dia menista orang tua angkat dan saudara-saudara angkatnya.
Ahok bercerita, pada pencoblosan pilkada DKI 2012, ibu angkatnya yang sedang sakit berat tetap meminta mendatangi tempat pemungutan suara agar bisa memilih pasangan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama. Saat itu, ibu angkatnya berdoa agar Ahok bisa menjadi gubernur. Doa itu terkabul karena Joko Widodo kemudian mundur dari kursi gubernur karena menjadi presiden pada 2014. "Tapi kemudian beliau berpulang tanggal 16 Oktober 2014," kata Ahok.
Baca: Terancam 6 Tahun Bui, Suara Ahok Bergetar Baca Pembelaan
Ahok yang saat ini kembali mencalonkan diri menjadi Gubernur DKI Jakarta dalam pilkada 2017 mengatakan, dia masih rutin berziarah ke makam ibu angkat di TPU Karet Bivak. Bahkan, Ahok tidak mengenakan sepatu atau sandal saat berziarah untuk menghargai keyakinan dan tradisi orang tua dan saudara angkatnya.
Ahok menjalani sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Utara atas sangkaan penghinaan terhadap agama Islam. Jaksa mendakwa Ahok menggunakan Pasal 156 KUHP tentang penodaan agama. Ahok diancam hukuman 6 tahun penjara.
ANTARA