TEMPO.CO, Tangerang - Setelah sempat menyusut, debit air Sungai Cisadane hari ini, Rabu, 19 Agustus 2015, mulai meningkat. Produksi air bersih sejumlah perusahaan air minum di Tangerang pun berangsur normal. "Debit sungai bertambah, produksi air kami berangsur normal," ujar Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum Tirtakertaraharja Kabupaten Tangerang Rusdy Machmud.
Menurut Rusdy, Instalasi Pengolahan Air (IPA) Cikokol memproduksi air sebanyak 1.300 liter per detik dari kapasitas normal 1.350 liter per detik. Sedangkan IPA Babakan mampu memproduksi 72 liter per detik dari kapasitas normal 80 liter per detik. "Dengan produksi air seperti ini, kami pastikan pasokan air bersih untuk wilayah Tangerang dan DKI Jakarta sementara aman," katanya.
Meski demikian, menurut Rusdy, kondisi ini masih bersifat sementara. Sebab, akibat musim kemarau, debit air Sungai Cisadane masih fluktuatif. "Meski intake kami sudah bisa menyedot, Sungai Cisadane belum sepenuhnya aman karena belum ada hujan di wilayah hulu," tuturnya.
Direktur Utama PDAM Tirta Benteng Suyanto juga mengatakan produksi air bersih milik Kota Tangerang itu sudah normal. "Normal," katanya.
Demikian juga PT Aetra Air Tangerang, yang sudah beroperasi sejak pukul 07.00, Rabu ini, dengan kapasitas 695 liter per detik dari kapasitas normal 900 liter per detik. "Seluruh pelanggan PT Aetra Air Tangerang saat ini mendapatkan aliran air bersih pada sambungan air masing-masing," kata juru bicara PT Aetra Tangerang, Ira Indirayuni.
Menurut Ira, level ketinggian muka air Sungai Cisadane saat ini masih rendah, yang berpengaruh terhadap berkurangnya suplai air baku. Untuk mengantisipasi kemungkinan kembali terjadi gangguan akibat belum stabilnya suplai air baku dari Sungai Cisadane, Aetra telah mengoperasikan pompa tambahan dengan kapasitas 150 liter per detik.
Dihubungi terpisah, Kepala Bendung Pintu Air 10 Cisadane Sumarto mengatakan tinggi muka air Cisadane saat ini masih di bawah ambang batas, yaitu 10,40 meter. Ambang normal ketinggian adalah 12,40 meter. "Saat ini statusnya masih surut," katanya.
Dia mengatakan ancaman kekeringan di wilayah Tangerang masih akan terjadi meski pintu air yang jebol sudah diperbaiki. "Permasalahan utamanya, tidak ada pasokan air dari hulu, debit Cisadane masih minim," katanya.
Sumarto mengatakan pintu air memang berfungsi menahan air ketika musim kemarau seperti saat ini. Tapi debit air Cisadane yang memang sedikit membuat penampungan tidak maksimal. Menurut dia, yang paling membantu kondisi Cisadane saat ini adalah hujan di wilayah Bogor. "Sebelum ada hujan di hulu, kekeringan masih mengancam," katanya.
JONIANSYAH