TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Pernama atau Ahok menolak tawaran warga Kalijodo yang ingin berdialog dengannya. Warga Kalijodo meminta Ahok datang menemui mereka dan minum kopi bersama.
"Kalau pemerintah ingin mengambil tanah masyarakat, di dalam undang-undang harus ada sosialisasi, dialog. Tapi kalau menertibkan, yang ada adalah surat peringatan (SP) I, II, dan III," kata Ahok di Balai Kota Jakarta, Kamis, 18 Februari 2016.
Baca: Penggusuran Kalijodo, Polda Siap Kerahkan 2 Ribu Personel
Ahok juga menolak saran dari anggota Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat DKI Jakarta, Muhammad Sanusi, supaya meniru cara Jokowi dalam menggusur. Sanusi mengatakan sebelum menertibkan masyarakat di sekitar Waduk Pluit dan Waduk Ria Rio, mantan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo melakukan pendekatan kepada masyarakat dengan cara mengajak makan bersama.
"Jadi ajak makan (warga Kalijodo)? PSK-nya diajak nginep?" kata Ahok berseloroh. "Enggak bisa begitu. Pulang sendiri kok mereka."
Baca: Soal Kalijodo, Ahok: Kalau Duduki Tanah Negara, Sikat Saja
Ahok menyatakan Pemerintah DKI Jakarta hanya ingin mengambil kembali tanah negara yang ditempati masyarakat secara ilegal. Menurut dia, surat peringatan I yang dilayangkan Pemerintah DKI Jakarta melalui Pemerintah Kota Jakarta Utara hari ini dapat dianggap sebagai dialog.
INGE KLARA SAFITRI