TEMPO.CO, Jakarta - Sebelas arsitek terlibat dalam pembangunan 188 ruang publik terpadu ramah anak di berbagai wilayah di Jakarta. Meski telah mempunyai nama di dunia arsitektur, para arsitek rela ini memberikan jasa gratis dalam pembangunan ruang publik baru itu.
"Bagi kami para arsitek, ini adalah merebut hak atas ruang publik," kata Yori Antar dari Han Awal and Partners yang ikut membangun sebelas RPTRA, dalam sebuah diskusi di Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu, 25 Februari 2017.
Hingga saat ini, 188 RPTRA telah diresmikan pemerintah provinsi. Sebanyak 65 di antaranya dibangun dengan dana corporate social responsibility. Sedangkan 123 bangunan lainnya dibangun menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI Jakarta. Sejumlah 123 RPTRA itulah yang kemudian dirancang oleh sebelas arsitek tersebut.
Baca: Aktif Kembali sebagai Gubernur DKI, Ahok Resmikan 122 RPTRA
Yori mengatakan saat ini Jakarta mengalami krisis ruang publik. Hal ini, kata dia, menutup akses masyarakat untuk berdialog dengan lingkungan sekitarnya dan menghilangkan ruang bermain yang aman bagi anak. Padahal, fungsi ini sangat vital.
"Tak hanya ruang publik dan pembelajaran. Tapi ruang kontrol juga," kata Yori. Dia membandingkan dengan Kota Tokyo di Jepang, yang memiliki rumah-rumah yang lebih mungil. Yori mengatakan Tokyo telah memenuhi ruang publik bagi warganya.
Baca: RPTRA Kalijodo Diresmikan Ahok, Begini Fasilitasnya
Sebelas arsitek itu terdiri atas Aboday, Andramatin, Arkonin, D-Associate, Graha Cipta Hadiprana, Han Awal and Partners, Nataneka, Studio Tonton, UI Alumni, dan Willis Kusuma Architects. Hari ini, kesebelas arsitek itu mengelilingi Jakarta untuk memantau kondisi RPTRA yang mereka bangun.
Di RPTRA Cempaka Putih Timur, Jakarta Pusat, sejumlah anak kecil tampak asik bermain jungkat jungkit dan ping pong. Anak-anak lain duduk bersila sambil membaca buku di ruang perpustakaan RPTRA.
Baca: Di Depan Ahok, Mudas Protes RPTRA Tak Pakai Corak Betawi
"Biasanya ramai kalau pagi atau sore hari. Gak cuma anak-anak, tapi juga ibu-ibu pada ngumpul," kata Riska Ferawari, koordinator pengelola RPTRA Cempaka Putih Timur, saat ditemui di lokasi.
RPTRA ini diresmikan pada tahun lalu. Willis Kusuma dari Willis Kusuma Architects yang mengarsiteki RPTRA ini, mengatakan banyak dukungan dari warga selama tahap pembangunan. "Kami membangun pun didasarkan pada kebutuhan warga. Warga memberi masukan terlebih dahulu," kata Willis.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta rencananya masih akan terus melanjutkan program pembangunan RPTRA tahun ini. Rencana ada 200 RPTRA yang akan dibangun dari dana CSR dan APBD pada 2017.
EGI ADYATAMA