TEMPO.CO, Tangerang - Pemerintah Kota Tangerang menerapkan sistem pembayaran Bus Rapid Transit (BRT) Trans Tangerang dengan tiket elektronik atau e-ticketing. Kepala Dinas Perhubungan Kota Tangerang Saeful Rohman mengatakan pembayaran e-ticketing sebagai menarik minat penumpang, khususnya pelajar, untuk menggunakan moda transportasi massal itu.
"Kartu sudah dicetak, tinggal dirilis. Program e-ticketing ini kami kerja samakan dengan Bank Jabar Banten (BJB). April 2017 sudah berlaku," ucap Saeful, Rabu, 29 Maret 2017.
Tarif yang diterapkan sesuai dengan peraturan daerah, yakni Rp 1.000 untuk pelajar dan Rp 3.000 bagi penumpang umum. Saat ini, menurut Saeful, terdapat sepuluh armada BRT yang beroperasi melayani rute Poris Plawad-Jatiuwung. "Ada 20 halte yang dilewati. Pada 2018, akan ada penambahan rute Poris Plawad-Perumnas," ujar Saeful.
Dari satu rute itu, rata-rata terdapat 3.600 penumpang dalam sebulan. Ke depan, tutur Saeful, pihaknya akan menempatkan halte dekat sekolah.
Wali Kota Tangerang Arief Rachadiono Wismansyah mengatakan keberadaan BRT belum mampu mengurai kemacetan kota. "Kemacetan terlalu semrawut. Perlu waktu untuk memindahkan penumpang kendaraan pribadi ke BRT," ucap Arief.
BRT di Kota Tangerang, ujar Arief, baru berjalan setahun. Maka perlu sosialisasi intens kepada masyarakat agar beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi massal.
AYU CIPTA