TEMPO.CO, Jakarta – Sidang kasus penodaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok rupanya cukup bikin repot sebagian warga di sekitar kantor Kementerian Pertanian, kawasan Ragunan, Jakarta Selatan. Sebabnya, setiap kali sidang digelar saban Selasa, polisi selalu menutup jalan R.M. Harsono menuju Kebun Binatang Ragunan.
”Ya, ini kami usaha jadi sepi. Kan Senin (Kebun Binatang) Ragunan libur, nah ini Selasa jadi kepaksa libur lagi,” kata Siman, yang berdagang di sekitar kawasan itu, saat ditemui di antara para pengunjuk rasa, Selasa, 4 April 2017.
Penjual makanan dan kopi itu mengatakan tak merasakan dampak dari banyaknya massa pendukung ataupun penentang Ahok yang datang berunjuk rasa. Dia menuding penyebabnya adalah banyaknya suplai makanan dan minuman gratis untuk para peserta aksi.
Baca: Sidang Ahok Ke-16, Majelis Hakim: Sidang sampai Pukul 12 Malam
Dia mengatakan kondisi seperti itu akan dirasakan hingga vonis untuk Ahok jatuh pada Mei nanti. “Ya paling enggak kan 9 Mei kita tahu vonisnya,” kata Siman. “Nyoblos lagi tanggal 19 April. Kalau Ahok menang (pilkada), lebih-lebih lagi demonya,” kata Mukmin, pedagang lain, menimpali Siman.
Selain Siman dan Mukmin, Ipung, seorang warga di Kampung Utan, Ragunan, juga kerepotan. Ia harus pintar-pintar mengatur jadwalnya saat sidang Ahok digelar. Ipung, yang naik Transjakarta, harus menuju halte SMK 57 karena halte Pertanian tak disinggahi bus. “Harus di SMK 57,” tuturnya.
Ipung juga bercerita tentang tetangganya yang menjadi tukang parkir untuk kendaraan para pengguna Transjakarta. Hari itu tetangganya pulang cepat karena sepi yang parkir. Padahal biasanya sehari dia mendapat Rp 1 juta. “Kalau lagi ada acara gini malah sepi dia,” ujarnya.
Ipung tak peduli apa pun hasil sidang Ahok kelak. “Kita sih lihat saja,” katanya.
Sidang Ahok juga menarik perhatian beberapa siswa SD warga sekitar yang berkerumun di jalan R.M. Harsono. Ipung pun segera menghalau mereka. “Udah, udah, pulang, nggak usah ke sini. Bocah ganti baju dulu sana,” kata dia.
AGHNIADI | JH