TEMPO Interaktif, Bekasi:Warga Desa Telaga Asih dan Desa Wanajaya, Kecamatan Cibitung, tepatnya di sekitar Sungai Sadang mengeluhkan kondisi air telah berubah menjadi keruh, berbusa dan berbau busuk. Akibatnya, warga yang biasanya memanfaatkan air sungai itu untuk mandi dan memenuhi kebutuhan keluarga lainnya, kini, diliputi kekhawatiran adanya limbah beracun yang dapat membahayakan kesehatan dan jiwa. Sungai Sadang yang membentang dari arah pusat pemerintahaan Kabupaten Bekasi itu mengalir melintasi Kawasan Industri elit MM2100. Sungai yang kondisi setahun lalu jernih, belakangan ini tak terlihat lagi kejernihan itu. Air sungai itu, kini, telah berubah warna menjadi kehitaman dan apabila di pegang, akan terasa lengket di tangan, mirip oli. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Badan Pengawasan Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi beberapa waktu lalu, hulu sampai hilir Sungai Sadang, ini memang kualitas airnya telah mengalami penurunan drastis. Terbukti, air sungai mengandung BPD, COD (chemical oxigen demand) atau kebutuhan oksigen biologi, Zenol dan Zn (Seng) di atas ambang baku mutu.Menurut warga sekitar, kualitas air sungai itu memang sudah menurun drastis. Sebab, sewaktu-waktu, air akan berubah warna menjadi kecoklatan, hijau keruh dan berubah amis darah. Di samping itu, mereka juga mengeluhkan bau busuk yang menyengat sampai radius satu kilometer dari dalam sungai yang lebarnya tidak kurang dari 15 meter itu. Warga sekitar tidak bisa lagi mengkonsumsi air kebutuhan minum, mandi dan mencuci pakaian. Air di sungai itu memang sudah berubah sejak banyak dibangun pabrik-pabrik di sini, kata warga setempat bernama Iwan. Selain berdampak pada warga, air sungai juga membikin para nelayan sangat sulit memperoleh hasil tangkapan. Sebab, semenjak air sungai berubah, ikan yang biasanya mudah didapat, belakangan ini jauh menurun. Dari sepuluh kilo perhari, kini nelayan tidak mencapai 5 kilo perhari. Siswanto Tempo News Room