Para siswa yang tertangkap saat tawuran dirilis di Polda Metro Jaya, Jum'at (20/4). Polisi mengamankan 73 siswa dari 2 sekolah di Bekasi dan 1 sekolah di Jakarta Barat. Tempo/Tony Haratawan
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melihat perlunya menambah jam sekolah dalam kurikulum baru 2013. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Pengembangan, Khairil Anwar Notodiputro, mengatakan jam sekolah baru ini akan memproteksi pelajar dari perilaku negatif seperti tawuran.
Khairil mengatakan zaman dahulu berbeda dengan zaman sekarang. Orang tua yang bekerja atau terlalu sibuk membuat anak minim pengawasan dan rentan terhadap perilaku negatif. Daripada waktu terbuang percuma, kata Khairil, lebih baik anak diasuh di sekolah. "Dulu setelah sekolah langsung pulang, sekarang tidak," kata Khairil ketika ditemui di kantornya, Selasa, 25 September 2012.
Khairil mengatakan penambahan belajar ini tidak akan membebani para siswa, misalnya dengan menambah panjangnya jam mata pelajaran. Penambahan bisa dengan kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan keagamaan, atau berdiskusi bersama teman atau guru.
Namun, sejauh ini, kata Khairil, kebijakan ini masih dalam tahap pengkajian. "Wacana terbuka, belum ada keputusan dimasukkan pada kurikulum baru atau tidak," ucap Khairil.
Saat ini, jumlah mata pelajaran yang harus dijalani oleh para peserta didik tidaklah sedikit. Untuk SD ada sembilan mata pelajaran, SMP 12 mata pelajaran, dan SMA memiliki 16 mata pelajaran.