TEMPO.CO, Jakarta - Hari terakhir menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo menyempatkan waktunya untuk bersilaturahmi dengan wartawan. Dia mengundang wartawan yang bertugas di Balai Kota DKI Jakarta untuk masuk ke ruangan rapat di lantai dua.
Biasanya ruangan ini penuh dengan lukisan-lukisan besar. Ada yang digantung. Ada pula yang dipajang berdiri di atas lantai. Bukan karena tak ada lagi ruangan untuk menggantung, tapi itulah seni Fauzi memajang lukisannya. Suhu ruangan itu biasanya sangat dingin untuk menjaga lukisaan agar tak rusak.
Tapi hari ini, lukisan-lukisan itu sudah tak ada di ruang rapat itu. Hanya ada satu lukisan yang telah dibungkus dan siap dikeluarkan. Suhu ruangan juga tidak disetel dingin seperti biasanya. "Sudah dibawa ke rumah beliau. Itu memang lukisan koleksi pribadi," kata seorang petugas pengamanan dalam DKI Jakarta kepada Tempo. Menurut dia, lukisan itu dibungkus dan dipulangkan saat hari libur.
Fauzi yang menemui wartawan meminta agar tak mengajukan pertanyaan. Dia hanya berpesan agar wartawan lebih mencintai kota Jakarta. "Saya minta Anda lebih mencintai kota ini daripada sebelumnya. Anda boleh menulis apa saja tentang kota ini, mau yang buruk mau yang baik, tapi yang utama cintai dulu kota ini," kata Fauzi.
Sikap dirinya yang terkadang galak di hadapan wartawan, kata dia, agar wartawan memahami dan menguasai masalah kota Jakarta sehingga tidak salah saat menginformasikan kepada warga. "Saya memerlukan pemahaman yang baik tentang masalah Ibu Kota sebagai pimpinan tapi anda juga memerlukan hal yang sama mengingat Anda sebagai jembatan pada warga," katanya.