TEMPO.CO, Jakarta - Bertemunya para pelajar yang berbeda sekolah di kendaraan umum yang sama rupanya bisa memicu perkelahian alias tawuran. Kok bisa? Di kota dan negara lain, murid dari sekolah berbeda juga bertemu di angkutan umum, dan aman-aman saja?
Menurut Wawan--bukan nama sebenarnya--siswa XII SMK 1 Boedi Oetomo, Jakarta Pusat, ini bermula ketika mereka bertemu atau berpapasan saat pulang sekolah dengan pelajar dari sekolah lain. Biasanya mereka pulang sekolah berkelompok atau bergerombol dengan angkutan umum. Di sinilah sering kali terlibat saling ejek atau saling olok di antara kedua kubu.
"Kalau di jalan berpapasan dengan siswa lain, pasti ada ejek-ejekan. Di situlah muncul tawuran,” kata pelajar yang pernah ditahan polisi karena terlibat tawuran ini.
Meski pulang bergerombol berpotensi memicu tawuran, Wawan tetap melakukannya. Sebab, menurut Wawan, jika pulang atau pergi sendirian, potensi menjadi korban justru lebih besar. “Makanya pulang-pergi sekolah kami selalu bergerombol," kata dia.
Urusan saling ejek yang berbuntut tawuran juga dialami Rudi--sebut saja demikian--siswa kelas XII SMA Negeri 70, Jakarta Selatan. “Sebenarnya saya sudah bosan sekolah ini terus berantem dengan sekolah lain. Tapi gimana? Lagi enak-enak nongkrong, anak sekolah lain mengolok-olok kami. Ya udah, kami lawan,” ujarnya.
Saat ditemui Selasa sore lalu, Rudi tengah bergerombol bersama teman-temannya setelah pulang sekolah di kios minuman dan gorengan yang berjarak sekitar 100 meter dari sekolahnya.
Rudi menuturkan, saling ejek itu muncul karena rute angkutan sekolah yang sama. Mereka sering berpapasan dengan pelajar sekolah lain dan terjadi pergesekan. “Saling memperolok lalu kesal, besoknya membalas dengan persiapan matang,” kata pelajar berusia 17 tahun yang tinggal di Joglo, Jakarta Barat, ini.
Cerita lebih lengkap, baca Koran Tempo edisi Ahad, 21 Oktober 2012.
Polisi Sebut Ada Pergeseran Pola Tawuran Pelajar di Jakarta
4 September 2018
Polisi Sebut Ada Pergeseran Pola Tawuran Pelajar di Jakarta
Polisi melihat adanya pergeseran pola tawuran pelajar yang terjadi di DKI Jakarta. Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Stefanus Tamuntuan mengatakan tawuran saat ini banyak terjadi pada malam dan dini hari, dari yang biasanya siang atau sore selepas pulang sekolah
