Data LSM Soal MRT Dinilai Tak Akurat
Senin, 5 November 2012 12:41 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT MRT Jakarta, Tribudi Rahardjo, menilai data yang disodorkan Masyarakat Transportasi Indonesia untuk menunjukkan bahwa proyek MRT di Indonesia lebih mahal dibandingkan sejumlah proyek serupa di negara lain, tidak akurat.
Menurutnya, data perbandingan tersebut berdasarkan perhitungan pada 2002, sehingga tidak pas untuk dipakai menyoroti proyek MRT Jakarta pada 2012. Misalnya saja, data biaya pembangunan MRT Singapura yang dibangun pada 1990 dengan biaya US$ 37,3 juta. Setelah dihitung dengan perhitungan 2002, biayanya menjadi US$ 54, 5 juta. "Tapi itu angka 10 tahun lalu," tulis Tribudi dalam e-mail-nya kepada redaksi Tempo.
"Untuk membandingkan dengan proyek MRT Jakarta, perlu dilakukan penyesuaian harga ke tahun 2012," katanya lagi.
Selain itu, Tribudi juga menyoroti data biaya MRT Jakarta yang digunakan Masyarakat Transportasi Indonesia sebagai acuan perbandingan. Menurutnya, sampai saat ini, data riil biaya MRT Jakarta belum ada. Yang ada hanyalah plafon pinjaman dari Jepang yang disepakati oleh Bappenas, Kementerian Perhubungan, dan Pemerintah DKI Jakarta. "Jadi itu angka plafon, bukan angka riil dari perjanjian pinjaman atau kontrak dengan pihak ketiga," katanya.
Sampai saat ini, kata Tribudi, baru tiga pekerjaan pembangunan MRT yang sudah terkontrak. Nilai totalnya Rp 200 miliar. Ketiga pekerjaan itu adalah proyek konsultan basic design, konsultan tender assistance, dan konsultan management. Dari total plafon pinjaman pun, Indonesia baru mencairkan 38 persen.
Meski mengkritik data Masyarakat Transportasi, Tribudi mengaku berterima kasih atas masukan mereka. "Ini memacu kami untuk lebih teliti lagi dalam mengevaluasi beberapa paket pekerjaan yang saat ini masih dalam proses pelelangan," katanya.
BS | WAHYU DHYATMIKA
Berita Terpopuler:
Ke DPR, Dahlan: Saya Bawa Nyawa Saya
Kata Rhoma Irama Soal Dukungan Jadi Capres
''Andi dan Anas Akan Mundur Sendiri''
Jokowi, Taman Suropati, dan Twinkle Little Star
Pembunuh Janda Cantik Thiolina: Tukang Bangunan