Sisa-sisa bus Transjakarta bernomor polisi B 7741 IS yang terbakar di jalan Sudirman, Kawasan Semanggi, Jakarta, Senin (05/11). TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat.
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Layanan Umum Transjakarta M. Akbar mengakui bus Transjakarta sering terbakar karena banyak yang seharusnya sudah diganti. "Sudah banyak yang harus diganti karena telah berumur lebih dari lima tahun," ujarnya saat dihubungi, Rabu, 7 November 2012.
Ia memberi contoh, bus Transjakarta koridor I (Blok M-Kota) sebagai armada yang perlu segera diganti. "Karena sudah beroperasi sejak 2004," ujarnya. Berdasarkan data yang diperoleh Tempo, pada tahun ini saja, sudah tiga bus koridor I hangus terbakar.
Penyebab kebakaran itu disebutnya terjadi karena ada masalah di sistem perkabelan yang telah uzur. "Sehingga terjadi korsleting," ujarnya. Ini menepis spekulasi bahwa Transjakarta bak bom waktu, bisa meledak kapan saja karena berbahan bakar gas.
"Bukan, hal ini juga bisa terjadi di bus bermesin diesel," ujarnya. Ia mengatakan, kebakaran-kebakaran yang terjadi tak berhubungan dengan sistem pembakaran moda transportasi massal itu.
Dalam insiden kebakaran terakhir di Semanggi, bus Transjakarta yang terbakar bukan berasal dari tabung gas. "Mesinnya diesel," ujarnya. Namun, hingga saat ini, ia belum berani menduga apa penyebab kebakaran tersebut. "Tunggu hasil penyelidikan saja," ujarnya.
