TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memastikan seluruh bus Transjakarta akan menggunakan sistem tiket elektronik atau e-ticket. Langkah itu dilakukan untuk menekan potensi kebocoran dana dalam pembayaran tiket model lama. "Kalau mau terintegrasi harus seperti itu," kata Ahok --begitu dia biasa disapa-- di Balaikota, Jakarta, Rabu, 26 Desember 2012.
Dalam proyek itu, Pemprov DKI bakal menggandeng Bank DKI, Bank BCA, Bank BNI, Bank Mandiri, dan Bank BRI. Tapi Ahok menegaskan Bank DKI akan tetap memimpin program tersebut.
Adapun bank lainnya ikut diajak karena pertimbangan nasabah mereka yang lebih banyak. Soalnya, nasabah Bank DKI masih tergolong sedikit untuk melaksanaka sendiri program tiket elektronik transportasi Jakarta ini. "Kalau nasabahnya sedikit tidak akan efektif," ujar dia.
Sementara itu, Kepala Badan Layanan Umum Transjakarta Muhammad Akbar mengatakan sistem tiket elektronik itu akan mempercepat proses transaksi tiket. Pengguna bus Transjakarta nantinya cukup menempelkan kartu di halte-halte bus Transjakarta. "Sistemnya seperti e-toll card di jalan tol," kata dia.
Menurut Akbar, sistem integrasi itu akan menggabungkan sejumlah produk milik bank yang diajak bekerja sama, seperti Flazz BCA dan e-Toll Card Mandiri. "Jadi masyarakat tidak perlu punya kartu banyak-banyak, cukup satu tapi sudah bisa buat Transjakarta, parkir, dan bayar tol," kata dia.
KPU DKI Pastikan Duet Anies-Ahok Tak Bisa Terwujud: Melanggar Undang-undang
4 hari lalu
KPU DKI Pastikan Duet Anies-Ahok Tak Bisa Terwujud: Melanggar Undang-undang
KPU Provinsi DKI Jakarta memastikan duet Anies Baswedan dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada DKI Jakarta 2024 tidak akan terwujud.