Jokowi, Gorong-gorong Jakarta Bisa Bermasalah

Reporter

Sabtu, 29 Desember 2012 15:56 WIB

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, masuk ke dalam gorong-gorong di kawasan Bundaran HI, Jakarta (26/12). Peninjauan ini dilaksanakannya untuk mengantisipasi banjir di Ibu Kota terutama di jalan protokol Jakarta. TEMPO/Amston Probel

TEMPO.CO, Jakarta -- Pengamat tata kota sekaligus planolog dari Universitas Trisakti, Yayat Supriyatna, mengatakan bahwa ide Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) untuk membangun MPDT atau Multi Purpose Deep Tunnel (Terowongan Bawah Tanah Multi Guna) adalah ide bagus untuk mengatasi banjir, mempermudah pengadaan air, dan mendukung infrastruktur kota.

Gorong-gorong ide Jokowi itu mirip Stormwater Management and Road Tunnel milik Singapura. Namun, kata Yayat, ada satu hal yang dilupakan Jokowi. "Payung hukumnya belum ada alias belum masuk ke Rencana Tata Ruang Wilayah 2012 (Perda DKI Jakarta No 1 Tahun 2012). Di sisi lain, juga belum ada peraturan yang khusus membahas pemanfaatan ruang bawah tanah," ujar Yayat saat berbincang dengan Tempo, Sabtu, 29 Desember 2012.

Yayat mengatakan, tanpa payung hukum atau standar yang menjadi acuan, proyek MPDT bisa berujung pada bencana, seperti pembangunan yang tidak sesuai konstruksi tanah Jakarta, merusak jaringan air tanah, hingga kerugian investasi. Padahal, nilai proyek ini diprediksi mencapai Rp 16 trilyun dan akan melibatkan investor pula.

Yayat meragukan kualitas gorong-gorong di sekitar jalan protokol di Jakarta. Namun, Jokowi, ujar dia, sebaiknya tidak terburu-buru mengerjakan proyek MPDT. Yayat menyarankan Jokowi mengkaji kembali proyek itu, pertimbangkan plus minus yang akan didapatkan, pikirkan apa yang harus dibenahi sebelum proyek dimulai. Hal itu, kata Yayat, bisa dimulai dengan menyusun aturan pemanfaatan ruang bawah tanah.

"Dalam aturan itu perlu dipertegas, apa saja yang harus dipertimbangkan dalam proyek bawah tanah, bagaimana hak pengelolaannya, bagaimana prosedur pengerjaannya, pertimbangkan itu. Saya lihat proyek ini agak sedikit dadakan. Bukan ide jelek, tapi lebih ke arah spontanitas Pak Jokowi," ujar Yayat.

Terakhir, Yayat mengingatkan bahwa dalam penyusunan payung hukum, jangan memasang mindset aturan itu hanya untuk pembangunan MPDT. Ia berkata, aturan pemanfaat ruang bawah tanah harus menjadi aturan jangka panjang yang menjadi acuan pembangunan infrastruktur bawah tanah lainnya. "MRT, kan, juga akan memakai jalur bawah tanah."

Sebelumnya, Jokowi mengatakan Terowongan Multi Guna tersebut nantinya akan terintegrasi dengan MRT dan jalan tol, membentang dari Jalan MT Haryono sampai Pluit. Keuntungan dari proyek bisa diperoleh dari penyewaan jalur kabel atau limbah yang melalui terowongan ini. Pemprov DKI Jakarta menyediakan anggaran senilai Rp 16 triliun secara multiyears selama 4-5 tahun.

ISTMAN MP

Berita terkait

Novel Baswedan Sebut Pansel KPK 2019 Hasilkan Pimpinan yang Justru Merusak Badan Antirasuah, Siapa Mereka?

10 menit lalu

Novel Baswedan Sebut Pansel KPK 2019 Hasilkan Pimpinan yang Justru Merusak Badan Antirasuah, Siapa Mereka?

Menurut Novel Baswedan Pansel KPK 2019 disebut menghasilkan pimpinan yang justru merusak KPK. Siapa saja anggota Pansel saat itu?

Baca Selengkapnya

Relawan Solmet Dorong Jokowi Jadi Sekjen PBB, Apa Syarat dan Prosedur Jabat Sekretaris Jenderal PBB?

47 menit lalu

Relawan Solmet Dorong Jokowi Jadi Sekjen PBB, Apa Syarat dan Prosedur Jabat Sekretaris Jenderal PBB?

Relawan Solmet mendorong Jokowi menjadi Sekjen PBB usai masa jabatannya. Bagaimana syarat dan prosedur menjabat Sekretaris Jenderal PBB?

Baca Selengkapnya

Apa Saja Tugas Pansel KPK, Bagaimana Aturan Hukumnya?

1 jam lalu

Apa Saja Tugas Pansel KPK, Bagaimana Aturan Hukumnya?

Jokowi akan mengumumkan anggota Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK pada Mei ini. Apa saja tugas Pansel KPK?

Baca Selengkapnya

Agar Tak Jadi Proyek Mangkrak, Jokowi Akan Evaluasi Seluruh PSN dan KEK Juni Mendatang

1 jam lalu

Agar Tak Jadi Proyek Mangkrak, Jokowi Akan Evaluasi Seluruh PSN dan KEK Juni Mendatang

Presiden Jokowi akan evaluasi PSN dan KEK pada akhir Juni, yang tidak lolos kriteria tidak akan dilanjutkan. Tak ingin bebani pemerintahan berikutnya

Baca Selengkapnya

Tidak Cukup Sri Mulyani, Jokowi akan Turun Tangan Selesaikan Persoalan Bea Cukai

1 jam lalu

Tidak Cukup Sri Mulyani, Jokowi akan Turun Tangan Selesaikan Persoalan Bea Cukai

Bea Cukai terus menuai kecaman publik karena dianggap berkinerja buruk. Sri Mulyani belum berhasil menangani. Kini Jokowi turun tangan.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pria Coba Dekati Presiden Jokowi sebelum Dihentikan Paspampres, Mau Curhat?

1 jam lalu

Kronologi Pria Coba Dekati Presiden Jokowi sebelum Dihentikan Paspampres, Mau Curhat?

Seorang pria berambut cepak mencoba mendekati Presiden Jokowi, yang sedang bicara kepada wartawan, dari arah belakang.

Baca Selengkapnya

5 Fakta soal Seorang Pria di Konawe Tiba-tiba Hampiri Jokowi dari Belakang

1 jam lalu

5 Fakta soal Seorang Pria di Konawe Tiba-tiba Hampiri Jokowi dari Belakang

Seorang pria di Konawe, Sultra, secara mendadak menghampiri Jokowi dari belakang. Berikut sederet faktanya.

Baca Selengkapnya

BPJS Kesehatan: Perumusan Iuran Sistem Kelas Rawat Inap Standar Harus Libatkan Masyarakat

2 jam lalu

BPJS Kesehatan: Perumusan Iuran Sistem Kelas Rawat Inap Standar Harus Libatkan Masyarakat

Kepala Humas BPJS Kesehatan, Rizzky Anugerah, menyebut pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam menetapkan besaran iuran untuk sistem KRIS

Baca Selengkapnya

Jokowi Hapus Kelas BPJS Kesehatan, Nilai Iuran belum Ditentukan

2 jam lalu

Jokowi Hapus Kelas BPJS Kesehatan, Nilai Iuran belum Ditentukan

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menghapus pembagian kelas rawat inap BPJS Kesehatan. Nilai iuran yang baru belum ditentukan.

Baca Selengkapnya

Sebut Stok Aman Menjelang Idul Adha, Jokowi Tak Khawatir Harga Naik

2 jam lalu

Sebut Stok Aman Menjelang Idul Adha, Jokowi Tak Khawatir Harga Naik

Presiden Joko Widodo atau Jokowi optimistis tidak ada lonjakan harga bahan pokok menjelang Idul Adha karena stok pangan aman.

Baca Selengkapnya