TEMPO.CO, Jakarta - Penarikan kereta rel listrik (KRL) non-AC berlangsung secara bertahap hingga pemberlakuan armada KRL AC pada Juni 2013 mendatang. “Pokoknya kami lihat sampai saatnya nanti, kalau ternyata mogok, masak mau dipaksakan, ya kami tarik,” ujar Manajer Komunikasi PT KAI Commuter Jabodetabek, Eva Chairunnisa, saat dikonfirmasi, Senin, 1 April 2013. (Baca: Ini Jadwal Baru KRL Jabodetabek)
Rencana penarikan armada non-AC ini merupakan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan pelayanan kepada warga. Selama ini, kereta berumur rata-rata di atas 30 tahun itu sudah bongkar-pasang spare part. Ini pula salah satu penyebab KRL kerap ngadat. “Sekarang kalau terjadi kecelakaan, siapa yang bertanggung jawab? Makanya akan segera kita tarik bertahap,” ujarnya.
Eva tidak setuju dengan pendapat yang menyatakan penghapusan kereta non-AC membebani warga. Justru, menurut dia, bakal ada peningkatan pelayanan kepada masyarakat. “Intinya bagaimana membuat moda transportasi yang merata, dan Kementerian (Perhubungan) sudah menyetujui hal itu,” kata dia.
Sesuai dengan instruksi pemerintah yang menunda penghapusan kereta non-AC hingga Juni 2013, PT KAI bakal terus melayani perjalanan. Namun ia tidak menjamin semua jadwal perjalanan akan dilayani dengan optimal. “Kalau ternyata nanti mogok, ya kami tidak bisa memaksakan, kami akan segera tarik,” ujarnya. (Baca: Perjalanan KRL Ditambah, Petugas Bekerja 19 Jam) Berita soal rencana penarikan KRL selengkapnya klik di sini.