Usai UN, 11 Pelajar Bawa Senjata Tajam Ditangkap  

Reporter

Kamis, 18 April 2013 19:27 WIB

Spanduk himbauan stop tawuran dan kekerasan pelajar. ANTARA/Lucky.R

TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Sektor Penjaringan menangkap 11 siswa sekolah menengah atas setelah ujian nasional di Pluit, Jakarta Utara, Kamis 18 April 2013. Pada jam pulang sekolah, mereka berkeliling sambil membawa senjata tajam yang kerap digunakan untuk tawuran. Polisi menangkap mereka di Pasar Ikan Muarabaru, Jalan Gedong Panjang, Pluit, Penjaringan.

“Kami tangkap saat mereka menumpangi sebuah truk beramai-ramai. Ada juga yang terjaring saat mengendarai sepeda motor. Mereka belum sempat tawuran, " kata Kepala Polsek Penjaringan Ajun Komisaris Besar Aries Syahbudin, saat ditemui di kantornya, Kamis, 18 April 2013. Kini mereka diperiksa. (Baca: Cara Jokowi Mencegah Tawuran Pelajar)

Aries mengatakan mereka yang tertangkap tak semuanya berasal dari kelas XII SMA. Empat pelajar di antaranya masih duduk di bangku kelas XI. Siswa yang ditangkap berinisial RR (18 tahun), HA (18), RAS (19), IP (18), RF (17), PF (17), dan AH (18), dan empat siswa kelas XI: MA (17), MI (18), AK (16), dan SS (19). "Maaf, tidak bisa kami sebutkan dari mana saja mereka. Ini untuk menjaga nama baik sekolah," ujar Aries.

Kesebelas siswa dari berbagai sekolah itu kedapatan membawa sembilan buah senjata tajam seperti pedang samurai, stick golf, gergaji es, pisau, gir motor, dan golok. Senjata tajam itu, kata Aries, akan digunakan untuk tawuran. “Mereka hendak menyerang sejumlah lawan mereka,” ujarnya.

Menurut dia, kecenderungan sehabis ujian nasional memang seperti ini tiap tahunnya. “Untuk menunjukkan kebebasan, mereka melakukan sejumlah kegiatan yang sayangnya negatif," ujar Aries. (Baca: Puluhan Pelajar Tawuran Usai UN)

Polisi bekerja sama dengan sekolah guna mengantisipasi terjadinya tawuran. Polisi dan sekolah berkoordinasi untuk mencegah tawuran. Di lingkungan sekolah, murid yang keluar sekolah diperiksa barang bawaannya. Sementara itu, di luar lingkungan sekolah, titik-titik rawan tawuran dicek apakah ada senjata tajam disembunyikan. "Pada kenyataannya, di sejumlah got pada titik rawan tawuran, kami menemukan banyak senjata disembunyikan," ujar Aries.

Setidaknya ada titik rawan tawuran di Jakarta Utara, yakni Gedong Panjang, Pasar Ikan, Rumah Sakit Atmajaya, Emporium Pluit, Jembatan Tiga, Jembatan Dua, dan Bandengan Utara.

Kepala Unit Reserse dan Kriminal Polsek Tanjung Priok Ajun Komisaris Jauhari mengatakan dari 11 siswa itu, lima di antaranya sudah ditetapkan sebagai tersangka. Mereka terancam pidana penjara selama sepuluh tahun. "Ini mengacu pada UU Darurat No. 12 Tahun 1951," ujar Jauhari.

Secara terpisah, salah satu siswa yang tertangkap saat masih mengenakan seragam tercorat-coret membantah bahwa mereka hendak tawuran. Mereka hanya ingin berjalan-jalan. "Cuma mau main dan nongkrong. Tiba-tiba ditangkap," ujar pelajar itu. (Baca juga: Empat Hari, Tiga Tawuran Pelajar di Jakarta)

ISTMAN MP

Topik Terhangat:
Ujian Nasional | Bom Boston | Lion Air Jatuh | Kasus Cebongan

Baca juga:

EDISI KHUSUS Tipu-tipu Jagad Maya

Sunah Rasul Hakim Setyabudi dan Gratifikasi Seks

Sopir Hakim Setyabudi Tak Tahu Suap Seks Bosnya

@SBYudhoyono Follow Artis-artis Ini

Berita terkait

Mengenal ANBK, Apa Bedanya dengan Ujian Nasional?

24 Agustus 2022

Mengenal ANBK, Apa Bedanya dengan Ujian Nasional?

Kemendikbudristek menginisiasi Asesmen Nasional Berbasis Komputer atau ANBK untuk SD, SMP, dan SMA sederajat sebagai pengganti Ujian Nasional (UN).

Baca Selengkapnya

KPAI Usulkan Soal UN untuk Sekolah Darurat Dibedakan

9 Januari 2019

KPAI Usulkan Soal UN untuk Sekolah Darurat Dibedakan

KPAI juga meminta kebijakan pembedaan soal UN diberlakukan untuk para siswa yang pindah sekolah akibat bencana di wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Ini Dua Alasan Ratna Sarumpaet Ajukan Jadi Tahanan Kota

7 Oktober 2018

Ini Dua Alasan Ratna Sarumpaet Ajukan Jadi Tahanan Kota

Menurut kuasa hukum Ratna Sarumpaet, Insank Nasrudin, kliennya dapat lebih mudah berobat ke rumah sakit bila menjadi tahanan kota.

Baca Selengkapnya

Kapolda Metro Jaya Instruksikan Bentuk Satgas Berantas Preman

31 Agustus 2018

Kapolda Metro Jaya Instruksikan Bentuk Satgas Berantas Preman

Kapolda memerintahkan operasi besar-besaran menangkap preman menjelang penutupan Asian Games.

Baca Selengkapnya

Malam Ini, Polda Metro Mulai Berantas Penjambretan dan Begal

3 Juli 2018

Malam Ini, Polda Metro Mulai Berantas Penjambretan dan Begal

Kapolda Metro Jaya memerintahkan kapolres memberantas aksi penjambretan di wilayahnya selama sebulan.

Baca Selengkapnya

Alumni 212 Minta Polisi Segera Umumkan SP3 Kasus Rizieq Shihab

15 Juni 2018

Alumni 212 Minta Polisi Segera Umumkan SP3 Kasus Rizieq Shihab

Di media sosial beredar kabar kalau penghentian penyidikan (SP3) kasus Rizieq Shihab sudah diterbitkan polisi.

Baca Selengkapnya

Polisi Tolak Konfirmasi SP3 Rizieq Shihab

15 Juni 2018

Polisi Tolak Konfirmasi SP3 Rizieq Shihab

Mabes Polri disebut akan jelaskan kasus Rizieq Shihab

Baca Selengkapnya

Hasil Analisis UN Diharapkan Bisa Mendongkrak Mutu Pendidikan

18 April 2018

Hasil Analisis UN Diharapkan Bisa Mendongkrak Mutu Pendidikan

Hasil telaah akan digunakan untuk mendiagnosa topik-topik yang harus diperbaiki di setiap sekolah untuk setiap mata pelajaran.

Baca Selengkapnya

Mendikbud Tanggapi Soal UN Matematika yang Dianggap Sulit

18 April 2018

Mendikbud Tanggapi Soal UN Matematika yang Dianggap Sulit

Soal UN SMA mata pelajaran matematika membuat gaduh para siswa karena dinilai terlalu sulit dan tak pernah diajarkan.

Baca Selengkapnya

Soal HOTS yang Bikin Gaduh Peserta UN SMA

14 April 2018

Soal HOTS yang Bikin Gaduh Peserta UN SMA

Peserta Ujian Nasional atau UN tingkat SMA mengeluhkan soal yang tak sama dengan kisi-kisi. Soal UN yang dikeluhkan kebanyakan adalah matematika.

Baca Selengkapnya