Suasana pasar Inpres Senen yang tidak terawat dan kumuh di Jakarta, Jumat (4/1). ANTARA/M Agung Rajasa
TEMPO.CO , Jakarta--Pemerintah Jakarta segera merealisasikan pembangunan 15-20 klinik khusus pasar mulai tahun ini. Kepala Dinkes DKI Jakarta, Dien Emmawati, mengatakan pembangunan fasilitas itu untuk membantu masyarakat terhindar dari bahan berbahaya yang beredar di pasar.
"Jadi nanti klinik di pasar itu fungsinya tidak hanya mengobati tapi juga memberikan advokasi kepada masyakat," ujarnya di Balai Kota, Jumat 19 April 2013.
Menurut Dien, pemahanan warga terhadap penggunaan zat berbahaya seperti boraks, formalin dan pewarna dalam makanan dan minuman yang diperjualbelikan di pasar masih minim. Sehingga diperlukan fasilitas kesehatan yang bisa menjangkau warga pasar. "Dengan boraks, formalin dan pewarna itu berkurang, masyarakat Jakarta akan sehat," kata dia.
Saat ini penggunaan bahan dan zat yang tidak direkomendasikan BPOM tersebut masih tinggi, Akibatnya penyakit seperti ginjal yang disebabkan bahan tersebut mudah ditemukan di masyarakat. "Ginjal, gagal ginjal kemudian cuci darah banyak dampaknya," kata dia.
Dengan kondisi tersebut, klinik yang bertarap puskesmas tersebut, diharapkan mampu memberikan edukasi dan pemahaman bagi masyarakat untuk menanggalkan penggunaan bahan berbahaya itu. "Jika hal itu tidak dikendalikan KJS-nya jebol," ujarnya.
Dien menyatakan, klinik tersebut rencannya ditempatkan di dalam kios pasar berikut fasilitas dan dokter yang lengkap yang diberikan secara gratis. Sementara jam layanan disesuaikan dengan waktu beroperasinya pasar.
Untuk tahap pertama lanjut Dien, Pemerintah DKI mulai menerapkan klinik tersebut di Pasar bersih Cibubur, Jakarta Timur. Di pasar itu, dua Menteri Kabinet yakni Gita Wirjawan dan Nafsiah Mboi langsung meresmikannya. "Nanti setelah pasar Cibubur akan segera direfleksikan ke pasar lain," kata dia.
Kemudian lanjut dia, setelah itu percontohan klinik pasar bakal segera dibuka di lima wilayah Jakarta lainnya. "Contoh yang lain saya lupa, nanti kita tambah lagi dan tambah lagi klinik," ujarnya.
Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama saat dimintai komentarnya membetulkan rencana itu, namun ia enggan membocorkan berapa total anggaran yang disiapkan pemerintah DKI untuk program klinik pasar itu. "Angkanya saya tidak tahu, silahkan tanya ke dinas kesehatan," ujarnya.