DPR Setujui Subsidi KRL AC

Reporter

Editor

Juli Hantoro

Rabu, 15 Mei 2013 15:33 WIB

Ilustrasi KRL Ekonomi. ANTARA/Andika Wahyu

TEMPO.CO, Jakarta -Dewan Perwakilan Rakyat menyetujui pemberian subsidi untuk kereta rel listrik yang berpendingin udara. Keputusan itu diambil dalam rapat dengar pendapat antara Komisi V DPR RI dengan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerain Perhubungan dan PT Kereta Api, Rabu, 15 Mei 2013. Selama ini subsidi hanya bisa diberikan untuk mengoperasikan KRL non-AC.

"Kami setuju semua kereta pakai AC dan mendapat dana PSO (public service obligation)," ujar Wakil Ketua Komisi V, Muhidin M. Said saat memimpin rapat, Rabu 15 Mei 2013.

Direktur Jenderal Perkeretaapian Tundjung Inderawan mengatakan rangkaian kereta non-AC itu sudah tak memenuhi standar keselamatan penumpang. "Karena tidak layak ini juga jadi sering mogok," katanya, Rabu. Oleh sebab itu, pemerintah melalui PT KAI berencana menggantikan operasi KRL ekonomi dengan rangkaian AC mulai 1 Juli 2013.

Oleh sebab itu pemerintah juga meminta agar dewan menyetujui penambahan subsidi bagi pengoperasian KRL tarif ekonomi. Soalnya penggunaan rangkaian AC dipastikan bakal menambah biaya operasi kereta.

Tundjung mengatakan, ada dua skema kebutuhan subsidi kereta. Pertama, subsidi hanya diberikan kepada kalangan masyarakat tak mampu, dengan mendata mereka terlebih dulu. "Subsidi seperti ini diperkirakan.membutuhkan dana Rp156 miliar," katanya.

Skema kedua, subsidi diberikan kepada seluruh pengguna kereta dengan asumsi daya beli masyarakat sebesar Rp 5.000. Jadi pemerintah harus menanggung subsidi Rp 4.000 untuk setiap orang. "Jadi subsidi yang dibutuhkan sebasar Rp 387,1 miliar, untuk 9,8 juta penumpang kereta," kata Tundjung.

Dia mengakui, anggaran itu terlampau besar untuk ditanggung dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Oleh sebab itu dirinya akan mencoba memberikan.subsidi kepada kelompok masyarakat tertentu. "Nantinya, sistem tiket elektronik bisa mengakomodir pembedaan tarif ini," katanya.

Pada dasarnya, anggota Komisi V juga mendukung rencana pemerintah memberikan subsidi bagi kereta AC. Hanya saja ada beberapa catatan yang diajukan anggota dewan. "Sosialisasi kepada warga harus diperjelas, ajak dulu warga berbicara," ujar politisi Partai Amanat Nasional, Teguh Juwarno.

Selain itu, politisi Partai Hati Nurani Rakyat Saleh Husin juga meminta agar pemerintah tak menaikkan tarif KRL maupun menghapus rangkaian ekonomi sebelum penambahan subsidi jelas. "Harus jelas dulu, berapa tambahan subsidinya, jangan sampai masyarakat harus menanggung tarif yang mahal lebih dulu," katanya.

ANGGRITA DESYANI


Baca Juga:
Minum Teh Panas Bareng Vitalia Sesha

Vitalia Sesha Berkisah tentang Rumah Tangganya

KPK Tangkap Tangan Penyidik Pajak

Fathanah Dikabarkan Simpan Istri di Bekasi

Bos PKS Bilang 'Bluffing', KPK: Tak Masalah

KPK: Kiki Amalia Tak Terima Uang dari Fathanah

Berita terkait

Revisi UU Polri, Imparsial Kritik Poin Perpanjangan Usia Pensiun Polisi

26 menit lalu

Revisi UU Polri, Imparsial Kritik Poin Perpanjangan Usia Pensiun Polisi

Peneliti Imparsial mengkritik wacana revisi UU Polri terkait usia pensiun.

Baca Selengkapnya

DPR Dikabarkan Akan Godok Lagi Revisi UU TNI, Imparsial Khawatir Dwifungsi ABRI Kembali

48 menit lalu

DPR Dikabarkan Akan Godok Lagi Revisi UU TNI, Imparsial Khawatir Dwifungsi ABRI Kembali

Rencana revisi UU TNI menuai kritik karena dianggap dapat mengembalikan dwifungsi ABRI seperti pada era Orde Baru.

Baca Selengkapnya

Panja Komisi X DPR Gelar Rapat soal UKT Mahal Mulai Besok

9 jam lalu

Panja Komisi X DPR Gelar Rapat soal UKT Mahal Mulai Besok

Panja Komisi X DPR akan memulai sidang untuk mencari tahu penyebab UKT mahal mulai Senin besok.

Baca Selengkapnya

Wacana Perpanjangan Usia Pensiun Polisi, Pengamat: Tidak Sesuai Harapan Masyarakat

1 hari lalu

Wacana Perpanjangan Usia Pensiun Polisi, Pengamat: Tidak Sesuai Harapan Masyarakat

Wacana perpanjangan usia pensiun polisi dinilai tidak sesuai dengan tujuan revisi undang-undang Kepolisian.

Baca Selengkapnya

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

1 hari lalu

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

Yusril meyakini Kabinet 100 Menteri di era Presiden Soekarno tak akan berulang dalam pemerintahan Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

1 hari lalu

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

Dalam waktu berdekatan tiga RUU DPR mendapat sorotan publik yaitu RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Revisi UU Polri Muat Usulan Polisi Dapat Perlindungan Jaminan Sosial

1 hari lalu

Revisi UU Polri Muat Usulan Polisi Dapat Perlindungan Jaminan Sosial

DPR akan merevisi UU Polri. Salah satu perubahannya adalah polisi bisa mendapatkan perlindungan jaminan sosial.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

1 hari lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Dua Pasal di Revisi UU MK Ini Disorot Ketua MKMK: Ancam Kemerdekaan Kekuasaan Kehakiman

1 hari lalu

Dua Pasal di Revisi UU MK Ini Disorot Ketua MKMK: Ancam Kemerdekaan Kekuasaan Kehakiman

Ketua MKMK menyebut dua pasal di revisi UU MK ini mengancam kemerdekaan kekuasaan kehakiman. Pasal mana saja itu?

Baca Selengkapnya

Hujan Kritik Revisi UU Keimigrasian

1 hari lalu

Hujan Kritik Revisi UU Keimigrasian

Revisi UU Keimigrasian yang diusulkan DPR dikhawatirkan menjadi celah pihak yang berperkara untuk melarikan diri.

Baca Selengkapnya