Jokowi memperhatikan seorang penyadang cacat dibantu para relawan dan petugas transjakarta menaiki anak tangga di shelter transjakarta Senen, Jakarta, (4/07). Para Komunitas disabilitas memberikan masukan terkait sarana dan prasarana disibilitas pada Jokowi. Tempo/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengakui kenaikan tarif angkutan umum harus diikuti dengan perbaikan kualitas kendaraan angkutan itu sendiri. Namun, sayangnya, kata Jokowi, Transjakarta yang dijadikan acuan perbaikan kualitas angkutan umum masih banyak kekurangan.
Pernyataan itu diungkapkan Jokowi ketika memberikan keterangan soal kenaikan tarif angkutan di Balai Kota Jakarta, Kamis, 11 Juli 2013. Dia berkata, kualitas bus Transjakarta masih perlu diperbaiki.
Namun, menurut Jokowi, perbaikan itu tak mudah. Dia berkata, kualitas bus Transjakarta yang ada sekarang sulit diperbaiki karena masih dibutuhkan di jalan. Kalau ditarik untuk perbaikan, jumlah bus tak akan cukup untuk menangani jutaan penumpang yang ada.
"Jumlah armada sekarang baru 40 persen dari kebutuhan. Kalau yang buruk dibunuh, lalu orang mau naik apa?" ujar Jokowi menjelaskan. Menurut dia, perbaikan kualitas Transjakarta baru bisa dilakukan setelah tambahan armada datang akhir tahun ini sebanyak 1.000 unit.
"Kalau jumlahnya kayak sekarang, bagaimana mau ideal? Yang ada sekarang gimana gak rusak wong sampai berdesak-desakan," ujar Jokowi yang mengaku mendapat banyak keluhan soal Transjakarta, namun mencoba bersikap realistis.