Ahok: Jakarta Lebih Cocok untuk Jasa-Perdagangan
Editor
Zed abidien
Selasa, 20 Agustus 2013 09:38 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama berpendapat, Jakarta lebih cocok untuk sektor jasa dan perdagangan. Dengan demikian, Basuki melanjutkan, bisa memberikan sumbangan pendapatan asli daerah yang besar dari pajak usaha.
"Alasannya, satu upah minimum DKI dan komponen hidup layaknya tinggi," kata Basuki di Balai Kota pada Selasa, 20 Agustus 2013. Jadi, perusahaan harus bisa menyesuaikan dua faktor tadi.
Basuki mengatakan sektor industri bisa mapan di Jakarta jika mampu menghasilkan barang produksi dalam cakupan besar. Dengan demikian, bisa membayar upah buruh sesuai standar UMP, yaitu Rp 2,2 juta. Padahal, dia menambahkan, standar Jakarta idealnya Rp 3,5 juta.
Menurut Basuki, perusahaan yang berkeberatan dengan standar tinggi Jakarta idealnya menarik diri dan pindah ke daerah, seperti Jawa Tengah. Tujuannya, selain biaya KHL lebih murah, sekaligus pemerataan lapangan pekerjaan.
Toh, Basuki menambahkan, kebanyakan pekerja yang ada di perusahaan Jakarta berasal dari daerah, seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur. "Konsepnya seperti industri besar di negara maju," ujarnya.
Banyak industri besar di negara maju yang memilih untuk membuka pabrik di negara berkembang. Alasannya, biaya KHL lebih murah, sehingga perusahaan besar tersebut bisa tetap berjalan.
Basuki sepakat jika pemecatan 1.200 buruh di Jakarta Industrial Estate Pulo Gadung atau Kawasan Berikat Pulo Gadung karena perusahaan tidak bisa menanggung upah yang tinggi. Dia menilai hal ini menjadi risiko perusahaan.
Untuk itu, Basuki mengatakan DKI sedang menyiapkan infrastruktur penunjang untuk bisnis di sektor jasa dan perdagangan, termasuk UMKM. Seperti integrasi moda transportasi Transjakarta, kereta, monorel, dan mass rapid transit (MRT). Selain itu, revitalisasi pasar tradisional juga menjadi stimulus agar mau bergerak di sektor jasa.
Untuk kelas menengah ke bawah, Basuki menyebutkan program rumah susun, Kartu Jakarta Pintar, dan Kartu Jakarta Sehat sebagai penunjang. "Sehingga baik yang punya penghasilan cukup maupun kurang bisa hidup di Jakarta," katanya.
SYAILENDRA
Berita populer:
Para Jawara di Tenabang
Ini Nasib Tragis Lima Tokoh yang Kontroversial
Toyota Luncurkan New Kijang Innova
CIA Akui Berada di Balik Kudeta Iran