Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menanam pohon saat peresmian taman waduk Ria Rio, Pedongkelan, Jakarta, (26/9). TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Korporat PT Pulo Mas Jaya Nastasya Yulius membenarkan adanya kebijakan pemerintah provinsi untuk memberikan tambahan uang pindah sebesar Rp 3 juta.
"Memang ada kebijakan pemerintah untuk memberikan tambahan uang pindah namun untuk sumbernya dari mana tidak usah diperdebatkan," ujar pria yang akrab disapa Inaz ini ketika dihubungi Tempo, Jumat, 27 September 2013.
Menurut Inaz, dana yang diberikan kepada warga Ria Rio berasal dari sumber yang jelas. "Yang penting sekarang kami sudah memenuhi permintaan warga, jadi tidak ada alasan untuk tidak pindah dan kami tidak setuju uang tersebut dinamakan uang kerohiman, sebut saja uang pindah," kata dia.
Lebih lanjut Inaz menjelaskan bahwa uang pindah tersebut akan diberikan setelah warga menempati Rumah Susun Pinus Elok, Cakung, Jakarta Timur. "Setelah pindah, baru kita berikan uang pindah tambahannya," ujar Inaz.
Inaz juga menegaskan bahwa semua masalah dengan warga Ria Rio sudah terselesaikan, termasuk juga masalah mengenai batas wilayah yang selama ini dipertanyakan warga. "Semuanya sudah selesai, pokoknya semua yang menempati tanah milik pemerintah harus pindah," ujarnya.
Selasa kemarin, 24 September 2013, seharusnya warga Waduk Ria Rio mengikuti pengundian penempatan rumah susun. Namun, warga menolak pindah lantaran tidak setuju dengan uang kerahiman sebesar Rp 1 juta.
Selain itu, warga juga mempersoalkan kesiapan rusun serta fasilitas yang tersedia di dalamnya. Namun, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memastikan Rusun Pinus Elok akhir pekan ini pengerjaannya sudah selesai dan siap ditempati.
