TEMPO Interaktif, Jakarta:Sekitar 150 orang anggota Front Pembela Islam terlibat bentrok dengan petugas satuan pengaman JCT (Jakarta International Container Terminal). Bentrokan itu disebabkan tanah yang ditimbun setinggi tiga meter oleh pihak JICT sehingga menutupi jalan masuk menuju makam keramat. Pertikaian antara pihak JICT dan pembela makam keramat Habib Hasan bin Muhammad al Haddad kembali terjadi. Menurut Wakil Ketua DPP FPI, Habib Hasan al Jufri, bentrokan menjadi tidak terhindarkan karena pihak JICT masih melakukan kegiatan penimbunan di areal seluas 5,4 hektar tersebut. "Masak jalan masuk menuju makam ditutup," ujarnya kepada wartawan di lokasi pada Kamis (23/12).Bentrokan yang berlangsung sekitar 30 menit itu, kedua belah pihak saling serang dengan melempar batu. Akibatnya, tiga orang FPI, seorang anggota masyarakat dan seorang orang satpam JICT mengalami luka cukup serius. Kelima korban itu kemudian dilarikan ke RS Koja, yang terletak tidak jauh dari makam.Menurut Hasan, tanah seluas 5,4 hektar itu sudah diakui pihak JICT sebagai milik ahli waris makam keramat, dalam pertemuan antara kuasa hukum ahli waris dengan pihak JICT beberapa waktu lalu. "Mereka mengakui tidak pernah membayar ganti rugi kepada ahli waris," kata Hasan yang juga ikut dalam pertemuan itu.Hasan juga menuturkan antara kuasa hukumnya, Chandra Motik, dengan Direktur JICT, Maman Suryaman sudah mengadakan pertemuan pada Rabu (22/12) kemarin. "Mereka akan meratakan tanah seperti semula dan berjanji tidak akan ada aktivitas," kata Hasan.Bentrokan akhirnya bisa dilerai setelah tiga Satuan Setingkat Kompi (SSK) petugas KPPP (Kesatuan Polisi Pengaman Pelabuhan) tiba di lokasi. Dalam pertemuan dengan Hasan, Kepala KPPP Kompol Chairul NA, meminta agar FPI dapat menahan dirinya untuk tidak terlibat perbuatan anarkis. "Seharusnya perundingan diserahkan kepada kuasa hukum masing-masing," katanya.Mengenai bentrokan yang terjadi, Chaerul berjanji akan mengusutnya. "Siapa yang melakukan tindakan melawan hukum, akan kami tindak," katanya kepada wartawan. Menurut Chaerul, pihaknya baru akan memproses jika ada pihak yang melaporkan. "Pasti akan ada yang melapor," tambahnya.Saat ini, ratusan massa FPI beserta warga sekitar makam masih berjaga-jaga di dalam areal makam. Mereka membuat brikade pagar berduri pada gerbang masuk menuju makam. Sementara satpam JICT, yang memang kalah dalam jumlah, sudah ditarik mundur menuju kantor JICT. Tito Sianipar-Tempo