TEMPO.CO, Jakarta - Kondisi psikologi ibu balita IS, Iis Novianti, 30 tahun, masih terguncang setelah mengetahui anaknya menjadi korban penganiayaan sadis. Sepupu dekat IS, Asyif Adnin, 13 tahun, mengatakan Iis selalu mengigau nama anaknya ketika tertidur.
"Kalau malam suka manggil nama IS dan terbangun," kata Asyif, saat ditemui di rumahnya di Gang Dodol Nomor 43 RT 4 RW 4 Kelurahan Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Selasa, 1 April 2014.
Menurut anak kakak kandung Iis, Ira Mariyani, sudah dua malam Iis menginap di rumah mereka setelah ditemukan oleh polisi. Iis biasanya akan memanggil nama IS pada lewat tengah malam, sekitar pukul 03.00 WIB.
"Setelah terbangun langsung menangis," katanya. Asyif mengaku dirinya selalu bangun untuk menenangkan bibinya pada saat menangis. "Hanya saya doang yang bangun untuk nenangin."
Seperti diketahui, Iis Novianti bertemu dengan anaknya di ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU) Rumah Sakit Umum Daerah Koja, Jakarta Utara, pada 29 Maret 2014 lalu. Iis tampak syok hingga sempat terjatuh saat melihat tubuh IS yang terbaring di kasur perawatan dengan selang infus terpasang dan alat bantu pernapasan.
Asyif mengenal Iis dengan pribadi yang baik dan tenang. Meskipun begitu, dirinya tidak pernah tahu persoalan yang menimpa bibinya itu. Asyif juga mengaku tidak pernah melihat pelaku Dadang yang disebut sebagai pacar Iis. "(Iis) Orangnya baik dan perhatian sama anaknya," kata dia.(Baca: Meski Sudah Membaik, IS Belum Pulih Sepenuhnya )
Asyif mengatakan saat ini kondisi Iis sudah lebih baik, tetapi pikirannya belum fokus. "Masih ngaco-ngaco ngomongnya kalau ditanya," ujarnya.