Kerabat membawa photo siswa SMU 3 Padian Prawiro Dirya di TPU Menteng Pulo, Jakarta, 3 Juli 2014. Almarhum meninggal dunia sepulang mengikuti kegiatan pencinta alam di Tangkuban Perahu. TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO, Jakarta - Siswa SMA 3 Jakarta, Padian Prawiro Dirya, 16 tahun, meninggal selang beberapa hari setelah mengikuti kegiatan pencinta alam Sabhawana. Padian meninggal di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung. "Almarhum meninggal jam 4 pagi," kata Pipit, tante Padian, saat ditemui di rumah duka, Kamis, 3 Juli 2014.
Padian adalah siswa kelas X IPA A yang juga teman sekelas Alfiand Caesar Irhami, korban pertama penganiayaan saat mengikuti kegiatan Sabhawana di Bandung, Jawa Barat. Padian dan Alfiand sama-sama mengikuti kegiatan tersebut.
Padian meninggal setelah menjalani perawatan selama 13 hari di ruang ICU Rumah Sakit Hasan Sadikin. Menurut analisis dokter, kata Pipit, Padian meninggal karena gigitan ular. Tangan kiri Padian diduga tergigit ular saat mengikuti kegiatan tersebut. (Baca: Lagi, Siswa Pencinta Alam SMAN 3 Meninggal)
"Saya lihat surat keterangan dari rumah sakit ditulis terkena gigitan ular. Tadi saya liat buat ngurus makam," kata Kananu, Ketua RT 03 RW 01, saat ditemui di rumah duka, Kamis, 3 Juli 2014.
Pihak keluarga sendiri tak mau menduga-duga apa yang mengakibatkan Padian meninggal. Pihak keluarga tidak mau mengambil langkah lain untuk mengetahui penyebab kematian Padian. Keluarga juga menolak jika Padian divisum. "Kasihan almarhum kalau begitu, biarkan saja. Yang penting almarhum meninggal dengan tenang," tutur Pipit.
Pipit mengatakan pihak keluarga sudah ikhlas dan pasrah atas meninggalnya Padian. "Kami sudah ikhlas," kata Pipit.