Apa Beda e-Ticket Transjakarta dengan KRL
Editor
MC Nieke Indrietta Baiduri
Selasa, 12 Agustus 2014 07:46 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - PT Jakarta Transportasi (Transjakarta) mulai menggunakan tiket elektronik (e-Ticketing) di Koridor 1 yang menghubungkan Blok M dengan Kota Tua, sejak Senin 11 Agustus 2014.
Sistem tiket elektronik ini pada dasarnya tidak berbeda dengan tiket pada Commuter Line, yakni sama-sama menggunakan kartu plastik. Di dalam kartu seukuran kartu ATM terdapat saldo yang otomatis terpotong setiap kali penumpang menempelkan kartu pada mesin untuk membuka gerbang.
Rencananya PT Transjakarta bahkan akan menerapkan sistem penghitungan tarif sama seperti Commuter Line, yakni berdasarkan jarak. Nantinya, penumpang Transjakarta jarak dekat membayar lebih murah dibandingkan penumpang yang tujuannya lebih jauh. "Lebih adil, karena penumpang jarak dekat tidak ikut menyubsidi penumpang jarak jauh," kata Dirut PT Transjakarta Antonius Kosasih, Senin, 11 Agustus 2014. "Tapi sistem tarif seperti itu baru bisa diterapkan nanti, kalau semua koridor sudah menerapkan e-Ticketing, diperkirakan tahun depan." (Baca: E-Ticket Transjakarta Gratis sampai 17 Agustus)
Meski demikian, tiket elektronik Transjakarta punya perbedaan tersendiri dibanding tiket KRL. Berikut hal-hal yang harus diketahui penumpang:
1. Harga tiket pada 11-17 Agustus Rp 20 ribu. Berisi saldo Rp 20 ribu. Mulai 18 Agustus, harga tiket Rp 40 ribu berisi saldo Rp 20 ribu.
2. Tarif Transjakarta tetap sama, Rp 2.000 pada pukul 05.00 - 07.00, dan Rp 3.500 pada jam normal
3. Kartu tiket ditempelkan pada mesin yang terletak di gerbang, pada saat calon penumpang akan masuk halte.
4. Jika saldo mencukupi, lampu hijau pada gerbang menyala, dan pintu terbuka.
Jika saldo kurang, penumpang bisa top up atau isi ulang saldo tiket di loket halte dengan nominal mulai Rp 10 ribu. Top up saldo dapat menggunakan uang tunai, kartu debit, atau melalui mesin ATM.
<!--more-->
5. Harus diingat, kartu cukup ditempelkan 1 kali. Jika kartu menempel pada gerbang selama lebih dari 10 detik, mesin akan memotong saldo sebanyak 2 kali.
6. Penumpang tidak perlu menempelkan kartu saat akan keluar halte. Penumpang transit tidak perlu menempelkan kartu kembali selama tidak keluar dari halte.
7. Kartu tiket tidak akan hangus selama masih ada sisa saldo di dalamnya.
8. Penumpang moda transportasi busway non Transjakarta, seperti Kopaja AC, APTB, atau BKTB yang naik melalui halte busway, harus memiliki kartu tiket untuk bisa masuk halte.
9. Pemotongan saldo penumpang Kopaja AC, APTB atau BKTB sama dengan tarif Transjakarta.
10. Penumpang Kopaja AC, APTB, atau BKTB tetap akan ditarik ongkos di atas kendaraan oleh kondektur, besarannya tergantung moda transportasi masing-masing.
11. Penumpang Kopaja AC, APTB, atau BKTB yang naik bus dari luar halte tetap dapat turun di halte busway tanpa harus membayar tarif Transjakarta.
12. Rencananya akan dibuat sistem e-Ticket terpisah untuk Kopaja AC, APTB, dan BKTB, namun diperkirakan baru bisa diterapkan mulai 2015.
13. Ada 6 jenis kartu yang disediakan bank yakni: BCA Flazz, BNI Tap Cash, BRI Brizzi, Bank DKI Jakcard, Mandiri e-Money, dan Bank Mega Megacard.
14. Kartu tiket dapat digunakan selayaknya kartu debit. Bisa dipakai untuk berbelanja di gerai-gerai yang bekerja sama dengan bank untuk melayani pembayaran menggunakan kartu-kartu tersebut. (Baca: E-Ticket Transjakarta Dimulai, Penumpang Kaget)
PRAGA UTAMA
Berita Lainnya:
Kisah Pemotong Kemaluan Bocah Dari Siak
Robin Williams Alami Depresi, Diduga Bunuh Diri
Ketua Gerindra DKI Laporkan Ketua KPU Lagi
Foto Dirut KAI Jadi Pemeriksa Tiket Beredar