Pendemo yang tergabung dalam massa FPI dan FBB meneriakkan slogan saat melakukan aksi menolak Ahok jadi Gubernur DKi di depan kantor DPRD DKI Jakarta, 24 September 2014. TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO,Jakarta - Kepolisian Daerah Metro Jaya tidak akan merekayasa lalu lintas di ruas jalan sekitar Balai Kota Jakarta dan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jakarta, meski Front Pembela Islam (FPI) berencana kembali menggelar unjuk rasa menolak Basuki Tjahaja Purnama menjadi Gubernur Jakarta.
"Tidak ada (rekayasa lalu lintas). Lihat perkembangan di lapangan saja," kata Kepala Subpenegakan Hukum Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Hindarsono, Senin, 10 November 2014.
Beberapa waktu lalu FPI menyatakan bakal mengerahkan 2.500 orang dalam unjuk rasa hari ini. Sebelum berorasi di depan dua gedung tersebut, mereka terlebih dahulu berkumpul di Bundaran Hotel Indonesia. Dari sana, anggota FPI akan berjalan kaki menuju Balai Kota dan gedung Dewan.
Pada awal Oktober lalu, unjuk rasa serupa yang digelar FPI di depan Balai Kota Jakarta berangsung rusuh. Mereka melempari polisi dengan batu dan kotoran kuda. Padahal ketika itu massa yang berunjuk rasa hanya terdiri atas 300 orang atau lebih sedikit daripada jumlah pengunjuk rasa hari ini.
Menurut juru bicara FPI, Muchsin Alatas, saat itu mereka menolak Ahok karena latar belakang agamanya. Ahok yang beragama Kristen dinilai akan melakukan diskriminasi terhadap umat Islam jika menjadi Gubernur Jakarta. “Tidak boleh ada pemimpin yang tidak beragama Islam,” ucap Muchsin waktu itu.