Pejabat DKI Diperiksa Terkait Korupsi Busway

Reporter

Editor

Jumat, 5 Agustus 2005 02:21 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Beberapa pejabat DKI Jakarta telah diperiksa sehubungan dengan dugaan korupsi pengadaan busway koridor I jurusan Blok M-Kota. Pejabat yang telah diperiksa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, antara lain, Kepala Dinas Perhubungan Rustam Effendy, Kepala Badan Pengawas Daerah Firman Hutajulu, dan Sekretaris Daerah Ritola Tasmaya. "Rustam diperiksa satu kali," ujar penyidik KPK, Adi Deriyan, kepada Tempo, Kamis (4/8). KPK juga telah memeriksa Kepala Seksi Analisa, Evaluasi, dan Penyusunan Biaya/Tarif Subdis Pengembangan Sistem Dinas Perhubungan Sylviana Ananda, yang juga bertindak sebagai Ketua Panitia pengadaan busway. Namun, KPK belum mau menyebutkan nama-nama yang akan dijadikan tersangka. KPK pun belum melakukan pemeriksaan terhadap Badan Pengelola Transjakarta. "Kami belum ke arah sana," tutur Adi.Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Rustam Effendy hanya menjawab singkat saat ditanya tentang hasil penyelidikan KPK. "Kita lihat saja dulu hasil pemeriksaannya," ujar Rustam kepada Tempo di Balai Kota. Juru bicara Transjakarta, Ajar Aedi, mengatakan, Transjakarta tidak terlibat dalam pengadaan busway koridor I. "Pengadaan bus menjadi tanggung jawab Dinas Perhubungan DKI. Kami hanya sebagai pengelola," ucap Ajar.Tim penyidik KPK menemukan adanya tindak pidana korupsi dalam pengadaan busway koridor I dan akan meningkatkan statusnya menjadi penyidikan. Tim telah memiliki beberapa nama yang akan diajukan sebagai tersangka. Mengenai nilai korupsinya, masih dalam perhitungan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Pada Agustus 2004, KPK melakukan audit investigatif pembelian busway, termasuk tender yang dimenangi PT Armada Bersama yang bermitra dengan PT New Armada dan PT Restu Ibu. KPK menduga adanya mark up dalam proses pembelian 56 unit bus merek Hino dan Mercedes untuk busway koridor I pada APBD 2003 dan 44 unit bus pada APBD 2004. Mereka menemukan selisih yang cukup besar antara anggaran dan harga bus yang ditawarkan PT New Armada. Misalnya, pada 2003 pemerintah DKI membeli 56 unit bus Hino Rp 50 miliar dan pada 2004 membeli 44 bus Mercedes senilai Rp 37,7 miliar. Padahal harga yang diberikan PT New Armada Rp 821,7 juta untuk bus Hino dan Rp 846,5 juta untuk Mercedes termasuk pajak pertambahan nilai 10 persen. BADRIAH

Berita terkait

Bidik Ekspor, LPDB-KUMKM Siap Inkubasi Koperasi Ikan Tuna Biak

3 hari lalu

Bidik Ekspor, LPDB-KUMKM Siap Inkubasi Koperasi Ikan Tuna Biak

Pelatihan dan peningkatan SDM diperlukan agar Koperasi Produsen Samber Binyeri Maju bisa melakukan ekspor.

Baca Selengkapnya

LPDB-KUMKM jadi Mitra Terbaik Koperasi Jasa KORPRI Kota Ternate

17 hari lalu

LPDB-KUMKM jadi Mitra Terbaik Koperasi Jasa KORPRI Kota Ternate

LPDB-KUMKM merupakan mitra terbaik bagi koperasi dan UMKM Kota Ternate

Baca Selengkapnya

LPDB-KUMKM Dorong Koperasi Sektor Produktif Akses Dana Bergulir

18 hari lalu

LPDB-KUMKM Dorong Koperasi Sektor Produktif Akses Dana Bergulir

LPDB-KUMKM melakukan penjajakan dengan industri gula nasional.

Baca Selengkapnya

Menteri Teten: RUU Perkoperasian untuk Penguatan Kelembagaan

41 hari lalu

Menteri Teten: RUU Perkoperasian untuk Penguatan Kelembagaan

Menteri Teten mengatakan bahwa RUU Perkoperasian untuk penguatan kelembagaan.

Baca Selengkapnya

MenkopUKM Minta DPR Segera Bahas RUU Perkoperasian

53 hari lalu

MenkopUKM Minta DPR Segera Bahas RUU Perkoperasian

Menteri Koperasi dan UKM atau MenKopUKM, Teten Masduki, kembali meminta dukungan Komisi VI DPR RI agar legislatif segera membahas Rancangan Undang-Undang atau RUU tentang Perubahan Ketiga Atas UU No 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.

Baca Selengkapnya

MenKopUKM Desak DPR Segera Bahas RUU Perkoperasian

53 hari lalu

MenKopUKM Desak DPR Segera Bahas RUU Perkoperasian

Menteri Koperasi dan UKM atau MenKopUKM, Teten Masduki, kembali meminta dukungan Komisi VI DPR RI agar legislatif segera membahas Rancangan Undang-Undang atau RUU tentang Perubahan Ketiga Atas UU No 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Koalisi Sebut BUMN Dikonversi Jadi Koperasi Berbahaya, Sosok Darma Mangkuluhur yang Akan Bangun Lapangan Golf Rp 1,2 T

8 Februari 2024

Terkini Bisnis: Koalisi Sebut BUMN Dikonversi Jadi Koperasi Berbahaya, Sosok Darma Mangkuluhur yang Akan Bangun Lapangan Golf Rp 1,2 T

Tomy menanggapi ramainya wacana BUMN dikonversi menjadi berbasis koperasi yang dilontarkan tim pemenangan Capres nomor urut 1 Anies-Muhaimin.

Baca Selengkapnya

Ramai Wacana BUMN Jadi Koperasi, Koalisi: Berbahaya, 1,6 Juta Pegawai Menjadi Pengangguran

8 Februari 2024

Ramai Wacana BUMN Jadi Koperasi, Koalisi: Berbahaya, 1,6 Juta Pegawai Menjadi Pengangguran

Ketua Koalisi Masyarakat Peduli BUMN Maju Tomy Tampatty sangat menyesalkan adanya wacana BUMN dikonversi berbasis koperasi.

Baca Selengkapnya

Anies soal Narasi Pembubaran BUMN: Tidak Benar, Itu Fitnah yang Tak Masuk Akal

7 Februari 2024

Anies soal Narasi Pembubaran BUMN: Tidak Benar, Itu Fitnah yang Tak Masuk Akal

Calon presiden nomor urut satu Anies Baswedan angkat bicara soal adanya narasi pembubaran BUMN yang belakangan ramai dibicarakan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir

5 Februari 2024

Terkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir

Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan kompak menyindir politisasi bantuan sosial atau Bansos di depan Prabowo Subianto dalam debat Capres terakhir.

Baca Selengkapnya