Ahok 'Kepala Preman' Baru, Ini Nasib Anggota FBR
Editor
Anton Aprianto
Selasa, 11 Agustus 2015 07:04 WIB
"Sekarang sedang penyidikan," Kepala Polres Metro Jakarta Timur Komisaris Besar Umar Faruq, Senin, 10 Agustus 2015. Sebelumnya, menurut Umar, tujuh anggota FBR ini diamankan di kawasan Pondok Labu.
Tujuh orang itu adalah Syarifudin, 27 tahun, Hendra Apriyanto (26), Mulyadi (35), Pungky Aipangga (23), Deni Hermansyah (32), Deni Susanto (33), dan Yopi (35). Polisi juga menyita sejumlah barang bukti berupa dua sepeda motor dan empat golok.
Kericuhan antara FBR (Forum Betawi Rempug) dan warga di Pasar Gembrong berlangsung Sabtu, 8 Agustus 2015. Sekitar pukul 13.30, sebanyak 30 orang yang mengenakan atribut FBR menyerang tukang parkir di Pasar Gembrong. (Baca: Ahok 'Kepala Preman' Baru, FBR Belum Akui Anggotanya)
Keributan diduga karena tukang parkir menggunakan atribut organisasi Pemuda Pancasila. Akibat tawuran ini, dua warga terluka terkena sayatan senjata tajam dan terinjak massa. Korban masih ada yang menjalani perawatan di Rumah Sakit Polri Kramat Jati.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan benturan organisasi masyarakat yang menguasai lahan parkir di Pasar Gembrong terjadi karena faktor ekonomi. Potensi ekonomi berupa lahan parkir itu menjadi rebutan karena hasilnya sangat menggiurkan.
Baca juga: Daging Sapi Mahal & Langka: Inikah Modus dan Ulah Importir?
Setahun saja, ucap Ahok, DKI sebenarnya bisa meraup Rp 1,8 triliun. Nyatanya, hanya sekitar Rp 26 miliar yang masuk ke kas daerah. Demi memaksimalkan potensi pendapatan dari parkir, Ahok mengaku siap bergesekan dengan ormas sekalipun.
Cara Ahok ialah menggaji petugas parkir di lapangan dua kali upah minimum provinsi dan memasang mesin terminal parkir. “Menggaji petugas parkir dua kali itu sama saja saya bertindak sebagai kepala preman baru,” tutur Ahok di Balai Kota, Senin, 10 Agustus 2015.
NINIS CHAIRUNNISA
Berita Menarik:
Ajaib: Gara-gara Bra, Wanita Ini Selamat dari Peluru Maut
Gubernur BI Bergaya Hip Hop, Ada Apa?