Suasana di lokasi bekar kebakaran di RT 05/02 Jembatan Besi 1, Tambora, Jakarta Barat, 19 Januari 2016. TEMPO/ARIEF HIDAYAT
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ingin membangun apartemen 16 lantai di kawasan padat penduduk, seperti di Tambora, Jakarta Barat. Ahok bahkan sudah menawar beberapa lahan di permukiman padat.
Namun, menurut Ahok, membeli tanah di kawasan padat penduduk lebih sulit karena berdiri di atas tanah orang yang sudah puluhan tahun diduduki. "Kami mau beli tanah itu sebenarnya. Mau kami bangun lagi, tapi tidak bisa kami kasih kalau itu kasusnya," kata dia di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa, 19 Januari 2016.
Karena itu, Ahok memilih membangun apartemen di tanah milik pemerintah terlebih dahulu. "Kalau begitu saya tahan diri dulu. Saya akan sediakan banyak rusun, banyak apartemen, baru kami tawarkan untuk pindah," ucapnya.
Dinihari tadi kebakaran terjadi di permukiman warga di Jalan Jembatan Besi, RT 04 RW 04, Kelurahan Jembatan Besi, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Peristiwa itu menewaskan lima orang, empat orang di antaranya satu keluarga.
Sebanyak 26 unit mobil pemadam kebakaran diturunkan untuk memadamkan api. Dua puluh tiga mobil di antaranya dikirim dari Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta Barat dan 3 lainnya dari Dinas Pemadam Kebakaran DKI.
Kawasan Tambora terkenal sebagai daerah rawan kebakaran akibat padatnya jumlah penduduk di sana. Peristiwa kebakaran pun kerap melanda kawasan tersebut.
Ahok menilai kinerja petugas pemadam kebakaran sudah profesional. Masalah yang ada ialah sempitnya akses jalan menuju titik terjadinya kebakaran. "Pemadam kebakaran marah pada saya karena banyak mobil yang terparkir di gang-gang sempit sehingga menghambat masuknya mobil pemadam kebakaran," ujarnya.