TEMPO.CO, Depok - Kepolisian Daerah Metro Jaya membuat alamat surat elektronik khusus untuk menampung kesaksian orang demi mengungkap misteri pembunuhan Akseyna Ahad Dori. Alamat e-mail itu adalah peduli.akseyna@gmail.com.
Wakil Ketua UPT PLK Universitas Indonesia Parulian menjelaskan UI kehilangan salah satu mahasiswanya. Ia berharap ada saksi yang bisa mengungkap kematian Askeyna, yang sudah hampir tiga bulan belum terungkap.
"Tolong rekan-rekan mari kita peduli dengan kematian sahabat kita Akseyna. Bagi yang mempunyai informasi sebagai orang yang melihat, mendengar, atau mengetahui tentang peristiwa kematiannya, tolong share infonya ke e-mail Polda Metro Jaya, peduli.akseyna@gmail.com," kata Parulian, Rabu, 10 Juni 2015.
Ia berharap saksi, baik dari teman atau siapa pun yang bisa memberikan informasi, segera melapor ke UI. UI, kata dia, siap melindungi saksi bila dari kalangan mahasiswa. Bahkan, UI juga bakal memberikan bantuan hukum bila benar Akseyna dibunuh. "Kami siap memberikan bantuan hukum bagi pembunuhnya," ucapnya.
Sebelumnya, Rektor Universitas Indonesia Muhammad Anis mengatakan siap melindungi para saksi yang memberikan keterangan ke penyidik kepolisian. Anis mengatakan sejauh ini belum ada laporan mahasiswanya yang terintimidasi dalam memberikan laporan. "Kami kasus ini ingin cepat selesai," ucapnya.
UI juga bakal bekerja sama dengan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) bila mahasiswa merasa terintimidasi saat memberikan keterangan atau mendapat tekanan dari luar.
Akseyna ditemukan tewas di Danau Kenanga UI, Maret lalu. Akseyna adalah salah seorang mahasiswa semester IV, Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Akseyna dinyatakan dibunuh dengan bukti-bukti yang telah ditemukan polisi. Antara lain, sobekan di sepatunya, yang diduga rusak karena pelaku menyeret dirinya ke danau dan luka lebar di wajahnya imbas pukulan benda tumpul. Selain itu, dugaan ada modifikasi tulisan yang ditemukan Achmad Jibril, rekan Akseyna, di indekosnya di kamar 208 Wisma Widya, Beji, Depok, 30 Maret lalu.
IMAM HAMDI
