TEMPO.CO, Depok - Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Depok merilis data mengejutkan. Berdasarkan hasil survei, BNN menyimpulkan terdapat 5-6 pelajar/mahasiswa Depok dari 100 pelajar/mahasiswa yang pernah menyalahgunakan narkoba.
Kesimpulan ini berdasarkan survei pengguna narkoba yang dilakukan BNN dan Universitas Indonesia pada 2012. Riset ini menemukan 5.412-6.614 orang di Depok pernah menyalahgunakan narkoba.
Dari jumlah itu, penyalahgunaan selama setahun terakhir 2.996-3.662 orang, coba pakai 1.643-2.008 orang, teratur pakai 1.063-1.229 orang, pecandu bukan suntik 290-350 orang, dan pecandu suntik 97-118 orang. "Jumlahnya cukup tinggi," ujar Kepala Seksi Rehabilitasi BNN Engkos Kosidin, Senin, 30 November 2015.
Menurut Engkos, alasan pelajar dan mahasiswa Depok menyalahgunakan narkoba sebagian besar karena coba-coba, mencapai 40 persen. Alasan lainnya untuk menghilangkan stres dan kejenuhan, juga diajak teman. "Akses mereka mendapatkan narkoba dari teman luar sekolah meskipun ada di antara mereka yang sudah bisa mengakses langsung dari sumber atau bandar langsung," ucapnya.
Engkos mengatakan, gerbang dari narkoba adalah rokok. Angka prevalensi pelajar dan mahasiswa Depok cukup tinggi, mencapai 34 persen dengan distribusi jenjang SMA 39,7 persen, SMP 31,4 persen, dan akademi 30,7 persen. Dari angka ini terlihat bahwa kerentanan pelajar dan mahasiswa Depok terhadap perilaku merokok cukup memprihatinkan.
Bahkan, angka prevalensi merokok pelajar dan mahasiswa di Depok lebih tinggi dibandingkan Provinsi Jawa Barat sebesar 30,6 persen. Berdasarkan pemetaan, daerah rawan dan peredaran gelap narkoba di Depok terdapat di 81 titik yang ada di sebelas kecamatan di Depok. Empat kecamatan yang jumlah titik rawannya lebih dari 10 titik ada di Kecamatan Pancoranmas, Sukmajaya. "Tahun depan kami akan gandeng UI lagi untuk melakukan pemetaan pengguna narkoba," ucapnya.
Lebih jauh ia menuturkan, BNN Depok telah merehabilitasi 370 pengguna dari Bekasi dan 174 pengguna dari Depok. "Kebanyakan mereka adalah pecandu sabu-sabu dan ganja," ucapnya.
Senin, 30 November 2015, BNN melakukan tes urine kepada 100 personel Satuan Polisi Pamong Praja di Perpustakaan Umum Kota Depok. Engkos Kosidin mengatakan, dia diminta untuk melakukan tes urine kepada petugas Satpol PP Depok. "Untuk saat ini hasilnya negatif semua," kata Engkos.
Engkos Kosidin mengatakan, tes yang dilakukan ini merupakan upaya pemerintah dan BNN untuk menciptakan aparat pemerintahan yang bebas narkoba. Soalnya, sebelumnya BNN telah melakukan tes urine kepada 240 kepala sekolah negeri di Depok. "Potensi mereka menggunakan narkoba juga cukup besar. Jadi kami lakukan tes urine," ucapnya.
IMAM HAMDI