TEMPO.CO, Depok - Rencana Nur Mahmudi Ismail setelah lengser menjadi Wali Kota Depok pada pekan ini, untuk membentuk partai baru tidak main-main. Pria yang telah memimpin Depok, selama sepuluh tahun itu, bahkan telah melantik pembawa acara kondang Indra Bekti, untuk menjadi juru kampanye Partai Ember di Grand Launching Partai Ember di Perumahan Griya Melati Mas di RW08 Kelurahan Jatimulya Kecamatan Cilodong, Minggu 24 Januari 2016.
Nur Mahmudi mengatakan launching besar Partai Ember merupakan tekat warga Depok di setiap RW untuk memilah sampah dari sumbernya. Pembentukan partai ini, terinspirasi dari amanah Undang-undang nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah.
"Bahwa sampah harus diolah dari sumbernya. Seperti rumah tangga, pabrik-pabrik, warung-warung dan perkantoran harus melakukan pemilahan sampah," kata Nur Mahmudi, Minggu 24 Januari 2016.
Ia bertutur, warga mesti bisa memilah sampah organik yang busuk, kering, maupun yang bisa diolah kembali. Selain itu, warga juga harus mengetahui bahaya sampah B3, bila tidak diolah.
Untuk sisa sampah yang tidak bisa diolah, yakni residu kedepan akan dimanfaatkan untuk energi. Tahun ini, Depok berencana mengembangkan waste to energi dari residu sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir di Cipayung. "Residu memang dikelola kedepannya untuk energi," ujarnya.
Nur Mahmudi mengungkapkan mengapa partai yang baru dibuat di pengujung akhir masa jabatannya ini bernama Partai Ember. Soalnya, kata dia, sampah organik basah yang dipilah warga nantinya menggunakan ember.
Pembentukan partai Ember juga merupakan langkah-langkah untuk pengelolaan sampah setelah adanya bank sampah. Bank sampah mengelola sampah non organik yang masih bisa didaur ulang. Sedangkan Partai Ember mengelola sampah organik, untuk dijadikan kompos.
"Sampah organik yang basah dan kadang bau busuk, seta kotoran tempat tinggal akan diolah. Mereka punya terobosan, dan menggunakan ember dari inspirasi tersebut," ucapnya.
Nantinya akan ada satu ember besar, yang mewadahi 25 kepala keluarga yang menggunakan ember kecil. Setiap hari atau sepekan sekali ember besar akan dikumpulkan dengan dijemput oleh pasukan gerobak maupun mobil, untuk mengambil sampah organik yang telah terkumpul.
"Yang mengambil ember besar, yang nantinya bakal diolah menjadi kompos melalui sebuah proses sekitar 14 minggu. Kompos yang sudah jadi dikembalikan lagi ke warga untuk gerakan pertanian mereka," tuturnya.
Partai Ember, kata dia, adalah sekumpulan masyarakat yang bertekat dan sadar memilah sampah organik yang disimpan di wadah ember atau sejenisnya, yang nantinya dikumpukan. "Ini yang menjadi dasar kenapa namanya partai ember," imbuhnya.
Indra Bekti mengatakan bakal mengadopsi cara pemilahan sampah seperti ini. Menurutnya Depok membikin terobosan yang baik untuk mengolah sampah organik. "Akan saya perkenalkan pengolahan sampah dengan sistem Partai Ember ini, kepada siapapun. Saya akan perkenalkan ke seluruh Indonesia," tuturnya
IMAM HAMDI