Polisi menunjukan barang bukti dari hasil penggerebekan spa Harmoni, Jumat lalu. TEMPO/Chitra
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengaku kecolongan atas insiden terjaringnya 51 pria dalam penggerebekan wahana kebugaran T1 spa gay di Ruko Plaza Harmoni. Tempat tersebut diduga menjalankan bisnis prostitusi sesama jenis.
"Ya, kecolongan dong. Itu 'kan berarti melanggar izin. Maka yang seperti itu, di samping pidana, maka dicabut (izinnya). Pasti di cabut itu," ujar Djarot di kawasan Angke, Tambora, Jakarta Barat, Selasa, 10 Oktober 2017.
Djarot mengatakan tempat yang diduga dijadikan tempat prostitusi itu tidak boleh lagi digunakan dengan usaha sejenis. Pemilik usaha hanya boleh mengajukan izin di luar bidang tersebut. "Untuk rumah makan baru boleh tapi kalau seperti itu lagi, enggak boleh. Itu konsekuensinya ada pergub (peraturan gubernur)," ujar Djarot.
Djarot mengatakan untuk mengawasi tempat usaha yang mengganggu ketertiban umum tersebut membutuhkan peran masyarakat sekitar. Pengawasan yang paling efektif berasal dari kepedulian masyarakat setempat. Begitu izin usaha diberikan, kata Djarot, maka pengawasan ada pada mereka.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga melakukan pengawasan tempat spa dan pusat kebugaran itu secara berkala. Setiap setahun sekali Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI melakukan inspeksi.
Namun, kata Djarot, pengawasan tempat spa dan pusat kebugaran tersebut belum begitu efektif karena ketika disidak, mereka pura-pura tempat usaha sama seperti dengan izin yang diajukan. "Begitu pengawasan sudah selesai dua-tiga hari kembali lagi aslinya. Oleh sebab itu pengawasan dari warga masyarakat menjadi bagian penting," ujar Djarot.
Luhut Minta Kenaikan Pajak Hiburan 75 Persen Ditunda, Pengusaha Spa: Masalah Belum Beres
18 Januari 2024
Luhut Minta Kenaikan Pajak Hiburan 75 Persen Ditunda, Pengusaha Spa: Masalah Belum Beres
Pengusaha spa yang juga Ketua WHEA Agnes Lourda Hutagalung merespons pernyataan Menko Luhut Binsar Pandjaitan yang meminta kenaikan pajak hiburan 40-75 persen untuk diskotek, karaoke, hingga spa ditunda.