Cegah Bullying SD Pekayon Terulang, KPAI Minta Evaluasi Sekolah

Jumat, 3 November 2017 08:39 WIB

Sejumlah aktivis menggelar aksi damai mengajak masyarakat terutama kaum pendidik dan pelajar untuk berhenti melakukan Bullying di kawasan Gladak jalan Slamet Riyadi, Surakarta, Jawa Tengah, 2 Mei 2016. TEMPO/Bram Selo Agung

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menilai peristiwa bullying atau perisakan terhadap JSZ yang bernada rasisme di Sekolah Dasar Negeri 16 Pekayon, Jakarta Timur, harus menjadi momentum pembenahan perlindungan anak. KPAI akan melakukan berbagai upaya agar peristiwa serupa tidak terjadi kembali.

"KPAI akan bertemu dengan Dinas Pendidikan pada 7 November nanti untuk mendorong pemerintah melakukan evaluasi terhadap sekolah-sekolah," ucap Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti dalam keterangan tertulis pada Jumat pagi, 3 November 2017.

Retno mengatakan evaluasi itu sangat penting untuk mencegah serta mengatasi perisakan dan potensi persekusi. "Tidak hanya di jenjang SD, tapi juga SMP dan SMA/SMK," ujarnya.

Baca: Polisi Sebut Siswa SD Pekayon Alami Bullying Sejak 2 Bulan Lalu

Pelajar JSZ yang diduga menjadi korban perisakan dan persekusi di sekolahnya memilih pindah sekolah. JSZ pindah ke SD Kristen SB Jakarta Timur pada Kamis, 2 November 2017.

Menurut Retno, KPAI juga sudah berkoordinasi dengan pihak sekolah terkait dengan dua anak pelaku yang semuanya dalam kondisi baik secara psikologis. "Jadi tidak membutuhkan pemulihan psikologis lagi," tuturnya.

Namun, kata Retno, KPAI akan terus memantau kondisi JSZ dan akan mengawasi perkembangannya di sekolah JSZ yang baru.

Kabar perisakan terhadap JSZ pertama kali tersebar dari sebuah akun Facebook bernama Bearo Zalukhu yang menceritakan kisah keponakannya bernama JSZ. Dalam uanggahannya, Bearo menuliskan, ada tindakan radikal serta pernyataan yang menyinggung suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) dalam perisakan yang terjadi pada keponakannya.

Advertising
Advertising

Buntut perisakan itu, JSZ dikabarkan takut masuk sekolah. Selain mendapat perlakuan kasar dari teman-temannya, JSZ ditusuk pena di bagian tangannya dan diolok-olok dengan sebutan bernada rasisme. Guru yang melihat tindakan tersebut diceritakannya hanya diam.

Berdasarkan tinjauan KPAI, memang ada siswa SDN 16 Pekayon yang disebut “Ahok” karena mata sipitnya. Namun KPAI tidak menemukan perisakan dan bekas luka tusukan pena di tangan JSZ, seperti yang dikatakan Bearo Zalukhu dalam akun Facebook-nya.

Berita terkait

Kasus Bullying di Binus School Serpong Dilimpahkan ke Kejaksaan, Pelaku tidak Ditahan

6 hari lalu

Kasus Bullying di Binus School Serpong Dilimpahkan ke Kejaksaan, Pelaku tidak Ditahan

Kasus bullying atau perundungan di sekolah Internasional Binus School Serpong segera memasuki babak baru.

Baca Selengkapnya

Manfaatkan Libur Idul Fitri untuk Pengasuhan Maksimal Anak

25 hari lalu

Manfaatkan Libur Idul Fitri untuk Pengasuhan Maksimal Anak

KPAI meminta orang tua memanfaatkan momen libur Idul Fitri untuk memaksimalkan peran pengasuhan yang terbaik bagi anak.

Baca Selengkapnya

Agensi Jeon Jong Seo Bantah Tuduhan Bullying dan Siap Tempuh Jalur Hukum

31 hari lalu

Agensi Jeon Jong Seo Bantah Tuduhan Bullying dan Siap Tempuh Jalur Hukum

Agensi memastikan kasus bullying yang dituduhkan kepada Jeon Jong Seo tidak benar dan mereka akan menempuh jalur hukum.

Baca Selengkapnya

Dramanya Baru Tamat, Jeon Jong Seo Dituduh Lakukan Bullying di Sekolah

31 hari lalu

Dramanya Baru Tamat, Jeon Jong Seo Dituduh Lakukan Bullying di Sekolah

Pemeran utama Wedding Impossible, Jeon Jong Seo dituduh melakukan bullying di sekolah sebelum dia dan keluarganya pindah ke Kanada.

Baca Selengkapnya

Agensi Bantah Song Ha Yoon Lakukan Bullying di Sekolah 20 Tahun Lalu

33 hari lalu

Agensi Bantah Song Ha Yoon Lakukan Bullying di Sekolah 20 Tahun Lalu

Agensi membantah rumor Song Ha Yoon menjadi pelaku bullying di sekolahnya 20 tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Proses Diversi Kasus Bullying di Binus School Serpong Gagal, Keluarga Korban Pilih Dilanjutkan ke Proses Hukum

47 hari lalu

Proses Diversi Kasus Bullying di Binus School Serpong Gagal, Keluarga Korban Pilih Dilanjutkan ke Proses Hukum

Keluarga anak korban bullying geng pelajar Binus School Serpong enggan berdamai. Mereka tetap akan melanjutkan kasus ke proses hukum.

Baca Selengkapnya

Cegah Perang Sarung dengan Mendorong Partisipasi Anak di Kegiatan Ramadan

48 hari lalu

Cegah Perang Sarung dengan Mendorong Partisipasi Anak di Kegiatan Ramadan

KPAI menyarankan partisipasi anak dalam berbagai kegiatan Ramadan demi mencegah terjadinya kekerasan yang melibatkan anak, seperti perang sarung.

Baca Selengkapnya

Marak Perang Sarung, KPAI Imbau Pesantren hingga Ormas Bantu Arahkan Kegiatan Anak selama Ramadan

49 hari lalu

Marak Perang Sarung, KPAI Imbau Pesantren hingga Ormas Bantu Arahkan Kegiatan Anak selama Ramadan

KPAI mengimbau pelbagai lembaga keagamaan, seperti pesantren, lembaga zakat, dan ormas Islam, membantu mengarahkan kegiatan anak selama Ramadan.

Baca Selengkapnya

KPAI Terima 141 Aduan Kekerasan Anak Sepanjang Awal 2024, 35 Persen Terjadi di Sekolah

54 hari lalu

KPAI Terima 141 Aduan Kekerasan Anak Sepanjang Awal 2024, 35 Persen Terjadi di Sekolah

Sepanjang awal 2024, KPAI mencatat ada 46 kasus anak mengakhiri hidup akibat kekerasan anak, yang hampir separuhnya terjadi di satuan pendidikan.

Baca Selengkapnya

Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

54 hari lalu

Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

KPAI meminta segera dibentuk Satgas Daerah dan Tim Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKSP).

Baca Selengkapnya