Suasana lokasi peristiwa penembakan sadis dokter Hilmi terhadap istrinya, dokter Letty Sultry, di Azzahra Medical Center, Jalan Dewi Sartika No. 352, Cawang, Jakarta Timur, 9 November 2017. Foto: TEMPO/Dewi N.
TEMPO.CO, Jakarta -Penyelidikan kasus pembunuhan dengan korban dr Letty Sultri di klinik Azzahra Medical Centre, Jakarta Timur, mengungkap dugaan penyalahgunaan obat penenang. Dokter Helmi, pelaku penembakan diketahui telah mengkonsumsi obat penenang sebelum mengeksekusi istrinya tersebut.
Polisi mengungkap penggunaan obat penenang itu setelah pelaku menjalani tes urin di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan. "Semalam kami lakukan tes urin dan hasilnya urin yang bersangkutan positif Benzo," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Komisaris Besar Nico Afinta ketika dikonfirmasi wartawan pada Jumat, 10 November 2017. Baca : Begini Dokter Helmi Diduga Merencanakan Pembunuhan Dokter Letty
Obat yang dimaksud Nico adalah Benzodiazepine. Obat Benzodiazepine memiliki efek sedatif atau menenangkan. Namun, Nico belum mendetailkan soal penyebab dan sejak kapan Helmi menggunakan obat Benzo.
Di beberapa laman dunia maya, Benzo memiliki efek sedatif atau menenangkan yang biasa diberikan oleh dokter bagi mereka yang sedang cemas atau tertekan jiwanya. Benzodiazepin meningkatkan efek zat kimia alami dalam otak kemudian mengakibatkan pasien merasa lebih tenang.
Benzo juga digunakan dalam pengobatan jangka pendek untuk masalah dalam tidur. Bahkan, dokter meresepkan untuk mengobati orang yang mengalami mania (kegembiraan berlebihan atau overaktivitas fisik).
Kebanyakan Benzodiazepin berbentuk tablet meski di rumah sakit biasa diberikan dengan disuntikkan kepada pasien. Peresepan obat-obat golongan Benzodiazepin umumnya sudah semakin berkurang.
Obat golongan Benzodazepin yang bekerja lama, seperti diazepam umumnya dipakai untuk mengatasi kepanikan, sedangkan yang bekerja lebih singkat, seperti temazepam, biasanya digunakan sebagai preparat hipnotik atau obat tidur.
Helmi, yang juga berprofesi sebagai dokter, menembak dr Letty di klinik tempat istrinya bekerja sebanyak enam kali pada Kamis pukul 14.00, 9 November 2017. Untuk sementara, diduga motif pembunuhan adalah percekcokan rumah tangga akibat pasutri tersebut belum dikaruniai anak meski sudah lima tahun menikah.