22 Balita Pengidap Difteri Dirawat di RSPI Sulianti Saroso

Senin, 11 Desember 2017 16:51 WIB

Petugas beraktifitas di ruang Isolasi khusus RSPI Sulianti Saroso di Jakarta, 26 Juni 2015. Pemerintah juga menyiapkan alat pendeteksi suhu panas tubuh di 13 bandara internasional di Indonesia untuk cegah MERS CoV. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 33 pasien penderita difteri dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Prof Dr Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara. Dari 33 pasien, 22 di antaranya merupakan balita berusia 1-4 tahun.

"Tadi yang dirawat ada 33 pasien, 22 di antaranya pasien anak-anak, sisanya dewasa," kata Menteri Kesehatan Nila Djuwita F. Moeloek saat mengunjungi RSPI Sulianti Saroso, Senin, 11 Desember 2017.

Nila mengatakan banyaknya pasien anak-anak yang mengidap difteri salah satunya disebabkan belum melakukan imunisasi. Hal itu sesuai dengan data Kementerian Kesehatan, yang menyebutkan 66 persen penderita difteri belum melakukan imunisasi.

Baca: Imunisasi Difteri di SMA 33, Siswa Histeris hingga Nyaris Pingsan

Nila bercerita telah bertemu dengan salah satu orang tua balita yang mengidap difteri. Menurut Nila, orang tua balita itu mengaku belum melakukan imunisasi difteri pada anaknya karena takut. "Dia alasannya takut anaknya panas, segala macam," ujarnya.

Karena itu, Nila mengimbau agar para orang tua tidak takut melakukan vaksinasi kepada anaknya. Dia menjamin vaksin yang disediakan pemerintah berkualitas baik dan aman untuk anak-anak.

Nila menuturkan vaksinasi terhadap anak juga sangat penting karena anak-anak paling rentan terkena difteri. Dia menambahkan, vaksinasi bukan cuma penting untuk diri sendiri, tapi juga kesehatan orang-orang di sekitarnya. "Jadi itu penting bukan cuma untuk kesehatan diri sendiri, tapi juga orang lain," ucapnya.

Baca: Ruang Isolasi RSUD Penuh, Dua Pasien Difteri Dirujuk ke RSPI

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Jakarta Koesmedi Priharto menyatakan kasus difteri di wilayah Jakarta sebagai kejadian luar biasa (KLB). Koesmedi mengungkapkan, terdapat 17 kasus dengan satu kematian pada 2016. Sedangkan pada 2017 meningkat menjadi 25 kasus dengan dua kematian.

Koesmedi berujar penetapan status KLB di Jakarta disebabkan DKI menjadi salah satu wilayah terdekat dari Kota Tangerang, Banten, yang menjadi sumber penyebaran penyakit.

Untuk mencegah penyebaran difteri, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah memerintahkan imunisasi secara masif di seluruh wilayah Jakarta. Pada tahap pertama, pemerintah memprioritaskan vaksinasi di wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Utara untuk 1,2 juta anak dan remaja usia 2-19 tahun. Pemberian vaksinasi serentak yang disebut outbreak response immunization itu akan dimulai pada Senin, 11 Desember 2017.

Nila menjamin stok vaksin difteri aman untuk 2017. Dia mengatakan Kementerian Kesehatan memiliki 3,5 juta stok vaksin. "Untuk 2018 juga akan kami siapkan," tuturnya.

Berita terkait

Cegah Komplikasi Penyakit pada Anak dengan Imunisasi

48 hari lalu

Cegah Komplikasi Penyakit pada Anak dengan Imunisasi

Imunisasi dapat membantu menghindarkan anak dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dan menyebabkan komplikasi.

Baca Selengkapnya

Waspadai Difteri, Bisa Sebabkan Kematian dalam 72 Jam

9 Oktober 2023

Waspadai Difteri, Bisa Sebabkan Kematian dalam 72 Jam

Difteri dapat menyebabkan kematian dalam waktu 48-72 jam jika tidak ditangani secara serius. Segera kenali gejalanya agar cepat mendapat pertolongan.

Baca Selengkapnya

Nigeria Umumkan Wabah Difteri

8 Juli 2023

Nigeria Umumkan Wabah Difteri

Otoritas kesehatan di Nigeria mengumumkan negara itu sedang mengalami wabah penyakit difteri setelah terjadi kematian akibat penyakit ini.

Baca Selengkapnya

Pekan Imunisasi Dunia, Jenis Vaksin dari Pemerintah Semakin Beragam Ini Daftarnya

13 Mei 2023

Pekan Imunisasi Dunia, Jenis Vaksin dari Pemerintah Semakin Beragam Ini Daftarnya

Jenis vaksin yang menjadi bagian program imunisasi rutin yang disediakan pemerintah semakin beragam. Simak daftarnya

Baca Selengkapnya

Pekan Imunisasi Dunia, Ini 3 Strategi Tingkatkan Cakupan Imunisasi Nasional

7 Mei 2023

Pekan Imunisasi Dunia, Ini 3 Strategi Tingkatkan Cakupan Imunisasi Nasional

COVID-19 menyebabkan penurunan yang signifikan dalam imunisasi rutin anak. Ini strategi tingkatkan cakupan imunisasi nasional.

Baca Selengkapnya

Mengenal Balto, Anjing Pahlawan Estafet Kereta Luncur Alaska 1920 yang Punya Gen Unggul

29 April 2023

Mengenal Balto, Anjing Pahlawan Estafet Kereta Luncur Alaska 1920 yang Punya Gen Unggul

Balto dipuja sebagai pahlawan - menjadi subjek dalam buku dan film. Ilmuwan, dalam penelitian terbaru menemukan keunggulan gen anjing tersebut.

Baca Selengkapnya

Serum Anti-Difteri Cukup Langka, Dokter Bantah Hanya RSHS Bandung yang Punya

17 Maret 2023

Serum Anti-Difteri Cukup Langka, Dokter Bantah Hanya RSHS Bandung yang Punya

Kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit difteri di Jawa Barat tercatat sebanyak 55 suspek dengan konfirmasi positif 13 orang hingga Februari 2023

Baca Selengkapnya

Kejadian Luar Biasa Difteri di Garut, 9 Warga Dilaporkan Meninggal

16 Maret 2023

Kejadian Luar Biasa Difteri di Garut, 9 Warga Dilaporkan Meninggal

Penyakit difteri akibat bakteri sangat mematikan.

Baca Selengkapnya

Bukan Cuma Covid-19, Pakar Ingatkan Ancaman Campak dan Rubella

28 Juni 2022

Bukan Cuma Covid-19, Pakar Ingatkan Ancaman Campak dan Rubella

Dokter mengatakan campak, rubella, dan difteri masih menjadi ancaman bagi anak-anak dan harus segera dicegah penyebarannya melalui imunisasi.

Baca Selengkapnya

Tim: Uji Klinis Vaksin Covid-19 Jauh Lebih Aman dari Uji Klinis Vaksin Tetanus

3 November 2020

Tim: Uji Klinis Vaksin Covid-19 Jauh Lebih Aman dari Uji Klinis Vaksin Tetanus

Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 enegaskan bahwa uji klinis vaksin Covid-19 Sinovac di Bandung termasuk yang paling aman.

Baca Selengkapnya