Pembunuhan Remaja Putri 17 Tahun di Bekasi, Ternyata Ini Motifnya
Reporter
Terjemahan
Editor
Suseno
Selasa, 12 Desember 2017 11:31 WIB
TEMPO.CO, Bekasi - Polisi menangkap remaja mabuk sebagai tersangka pembunuh Mashita Oktavia, seorang remaja putri berusia 17 tahun, di Bekasi. Mashita dianiaya ketika sedang menunggu dijemput kakeknya di depan Perumahan Alinda Kencana 1, Kelurahan Kaliabang Tengah, Bekasi Utara, pada Sabtu dinihari lalu.
“Tersangka, AS, 17 tahun, kami tangkap di rumahnya tak jauh dari lokasi kejadian,” kata Kepala Polres Metro Kota Bekasi, Komisaris Besar Indarto, Senin, 11 Desember 2017.
Polisi “menjemput” AS di rumahnya di kawasan Bulak Perwira, Bekasi Utara. Remaja putus sekolah itu dicari setelah polisi memeriksa saksi-saksi dan rekaman kamera CCTV di sebuah warung Internet (warnet) di sekitar lokasi pembunuhan. “Tersangka sempat berada di warnet itu,” kata Indarto.
Ciri-ciri fisik AS dalam rekaman itu mirip dengan keterangan yang dituturkan saksi. Rekaman kamera CCTV juga menunjukkan bahwa AS membawa sebuah celurit sebelum menyembunyikannya di warung Internet itu. “Setelah diketahui identitasnya, kami menangkap tadi pagi pukul lima di rumahnya," kata Indarto.
Polisi telah menemukan celurit yang dimaksud. Selain itu, pakaian bernoda darah, baik milik tersangka maupun korban, telah disita sebagai barang bukti. Adapun AS dijerat dengan Pasal 338 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan Pasal 351 ayat 3 KUHP juncto Undang-Undang Perlindungan Anak. “Ancamannya hukuman penjara selama 20 tahun.”
Dari hasil pemeriksaan, polisi tidak menemukan hubungan antara AS dan Mashita. Mereka tidak saling kenal. AS justru disebutkan sedang mencari orang lain sesaat sebelum bertemu dengan Mashita. Keduanya pernah cekcok dan malam itu AS hendak membalaskan dendamnya.
Saat tak bertemu lawannya, AS mendapati Mashita di tepi jalan karena sepeda motornya rusak. Belakangan diketahui Mashita sedang menunggu dijemput kakeknya.
Sempat terjadi cekcok mulut sebelum AS menganiaya remaja putri asal Perumahan Pondok Ungu Permai Sektor V, Babelan, tersebut. Sang kakek tiba di lokasi dan mendapati Mashita sudah tewas bersimbah darah.
Adapun tersangka sudah pergi menuju warnet untuk menyimpan celuritnya dan pindah ke sebuah gedung sekolah untuk menumpang tidur. Tersangka pembunuh Mashita baru kembali ke rumah pada Sabtu siang. Saat dibawa ke markas polisi kemarin, AS masih dalam pengaruh alkohol.“Tersangka remaja putus sekolah dan kini pengangguran, kadang juga mengamen," ujar Indarto.