5 Koperasi Angkutan Batal Ikut Uji Coba OK-Otrip dengan Alasan..

Reporter

Devy Ernis

Editor

Suseno

Rabu, 31 Januari 2018 11:04 WIB

Angkot yang sudah terintegrasi dengan program OK-Otrip menaikkan dan menurunkan penumpang di Terminal Kampung Melayu, Jakarta, 16 Januari 2018. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Lima dari delapan koperasi angkutan umum di Jakarta urung bergabung dalam program integrasi angkutan umum, OK-Otrip. Sekretaris Koperasi Mikrolet Jaya, Berman Limbong, mengatakan mereka menolak bergabung setelah menilai hitungan tarif yang ditawarkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak lebih menguntungkan dari sistem setoran yang berlaku selama ini.

"Kami tidak ikut uji coba karena harga pokok satuan mereka (DKI) enggak cocok sama kami," ujar Limbong, yang juga Ketua Unit Bus Kecil Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta, Selasa, 30 Januari 2018. OK-Otrip merupakan program pengintegrasian pelbagai moda angkutan umum dengan tarif tunggal Rp 5.000 per tiga jam.

Kelima koperasi yang belum mau bergabung dalam uji coba OK-Otrip, menurut Limbong, adalah Komilet Jaya, Purimas, Komika, Kopamilet, dan Kolamas. Sedangkan yang sudah bergabung baru dua koperasi, yakni Budi Luhur dan Koperasi Wahana Kalpika (KWK).

Limbong menambahkan, melalui PT Transportasi Jakarta, pemerintah DKI menawarkan harga satuan angkutan terintegrasi yang bergabung dalam OK-Otrip sebesar Rp 3.400 per kilometer. Menurut Limbong, harga itu tak bisa menutup seluruh komponen biaya operasional, termasuk gaji sopir. Sopir yang ikut dalam OK-Otrip dijanjikan mendapat gaji bulanan sesuai dengan upah minimum Provinsi DKI Jakarta, yakni Rp 3,6 juta.

Limbong mencontohkan komponen ongkos uji kir. Berdasarkan hitungan DKI, biaya uji kir sekitar Rp 92 ribu. Padahal, kata Limbong, ongkos uji kir angkutan umum bisa mencapai Rp 200 ribu. "Kenyataannya ada komponen lainnya, tapi itu tidak dimasukkan oleh mereka," ujar dia.

Menurut Limbong, angka ideal yang bisa menutup kebutuhan sopir dan pengusaha adalah Rp 4.000 per kilometer. "Kami tidak menolak OK-Otrip, tapi kami menolak skema harga yang ditawarkan," kata Limbong.

Ketua Organda DKI, Shafruhan Sinungan, membenarkan adanya lima operator yang urung bergabung dalam OK-Otrip. "Bukan nolak, tapi menarik diri dulu," ujar dia. Berdasarkan hitungan Organda, harga satuan angkutan dalam OK-Otrip setidaknya sekitar Rp 3.800 per kilometer.

Hitungan versi DKI, menurut Shafruhan, belum memasukkan komponen iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Andri Yansyah, membenarkan bahwa ada komponen yang belum masuk dalam hitungan DKI. Misalnya, BPJS kesehatan. "Satu armada kan ada dua sopir. Nah, ternyata dihitungnya baru satu sopir untuk BPJS," ucap dia.

Di samping BPJS kesehatan, komponen yang belum dihitung DKI adalah kebutuhan pengawas di lapangan. "Mereka sudah hitung, tapi kami belum masukkan," kata Andri.

Pemerintah DKI, menurut Andri, akan mengkaji kembali skema pembayaran OK-Otrip. "Bukan naik, tapi menyesuaikan," dia menjelaskan. Andri pun menepis kekhawatiran bahwa pelaksanaan OK-Otrip bakal tertunda akibat mundurnya sejumlah koperasi. Menurut dia, semua persoalan akan dicarikan jalan keluar dan didiskusikan bersama.

Berita terkait

Transjakarta: Penjualan Kartu Jak Lingko Melonjak

11 Desember 2018

Transjakarta: Penjualan Kartu Jak Lingko Melonjak

Sebanyak 131.787 lembar kartu OK-OTRIP terjual sepanjang Desember 2017 - November 2018. Dianggap cikal bakal Jak Lingko.

Baca Selengkapnya

Menang Sayembara Logo Jak Lingko, Melvin Dapat Rp 100 Juta

10 November 2018

Menang Sayembara Logo Jak Lingko, Melvin Dapat Rp 100 Juta

Logo Jak Lingko segera dipasang menggantikan OK OTrip di angkutan kota yang masuk dalam jaringan.

Baca Selengkapnya

Pesan Khusus Anies untuk Dirut Transjakarta yang Baru: Integrasi

29 Oktober 2018

Pesan Khusus Anies untuk Dirut Transjakarta yang Baru: Integrasi

Agung menjelaskan akan mengikuti prinsip Jak Lingko, penamaan baru Anies untuk OK OTrip warisan Sandiaga Uno.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Sebut Penamaan Jak Lingko Terinsiprasi Tempo

18 Oktober 2018

Anies Baswedan Sebut Penamaan Jak Lingko Terinsiprasi Tempo

Anies Baswedan pernah mendapat cerita bagaimana redaksi Tempo membahas sebuah kata serapan untuk diindonesiakan.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Sebut OK OTrip Nama yang Tak Punya Makna, Kenapa?

10 Oktober 2018

Anies Baswedan Sebut OK OTrip Nama yang Tak Punya Makna, Kenapa?

Terkait diluncurkannya program Jak Lingko, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyinggung nama OK OTrip yang tak memiliki makna.

Baca Selengkapnya

Gabung OK OTrip dan Jak Lingko, KWK: Sopir Lebih Disiplin

10 Oktober 2018

Gabung OK OTrip dan Jak Lingko, KWK: Sopir Lebih Disiplin

Ketua OK OTrip Koperasi Wahana Kalpika (KWK) menilai tidak ada perbedaan sistem dan manajemen Jak Lingko dengan program OK OTrip besutan Sandiaga Uno.

Baca Selengkapnya

Alasan Anies Baswedan Akan Mengindonesiakan Nama Fasum di Jakarta

10 Oktober 2018

Alasan Anies Baswedan Akan Mengindonesiakan Nama Fasum di Jakarta

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memiliki rencana untuk mengindonesiakan semua nama fasilitas umum di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Kata MRT Soal Kesiapan Ikuti Integrasi Sistem Jak Lingko

9 Oktober 2018

Kata MRT Soal Kesiapan Ikuti Integrasi Sistem Jak Lingko

PT Mass Rapid Transit Jakarta siap mengikusi sistem integrasi Jak Lingko sebagai branding moda baru yang dilansir Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Baca Selengkapnya

Anies Luncurkan Jak Lingko, Transjakarta: Sama Seperti OK OTrip

9 Oktober 2018

Anies Luncurkan Jak Lingko, Transjakarta: Sama Seperti OK OTrip

Transjakarta mengatakan integrasi moda transportasi Jak Lingko sudah terlaksana saat ini, karena pengoperasiannya sama seperti OK OTrip Sandiaga.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Luncurkan Jak Lingko, Ini Kata Organda DKI

9 Oktober 2018

Anies Baswedan Luncurkan Jak Lingko, Ini Kata Organda DKI

Gubernur Anies Baswedan menyatakan nama OK OTrip diganti dengan Jak Lingko arena ingin nama program ini lebih bermakna.

Baca Selengkapnya