Sidang Jonru Ginting Kembali Digelar, Ini Agendanya

Selasa, 27 Februari 2018 11:01 WIB

Terdakwa kasus ujaran kebencian Joh Riah Ukur alias Jonru Ginting saat menjalani sidang beragendakan pembacaan tuntutan dari jaksa di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, 19 Februari 2018. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Sidang ujaran kebencian di media sosial dengan terdakwa Jon Riah Ukur atau Jonru Ginting memasuki tahap mendengarkan tanggapan jaksa atas nota pembelaan (pleidoi) Jonru. Sidang itu akan digelar kembali di Pengadilan Negeri Jakarta Timur pada Selasa, 27 Februari 2018, pukul 13.00 WIB.

"Sidang Jonru untuk mendengarkan tanggapan jaksa atas pleidoi yang dibuat," ujar kuasa hukum Jonru Ginting, Djuju Purwantoro, kepada Tempo, Selasa.

Sidang ini langsung digelar sehari setelah Jonru Ginting membacakan nota pembelaan setebal 31 halaman, Senin kemarin. Sebelumnya, tim kuasa hukum minta waktu satu pekan untuk menyiapkan pleidoi.

Baca: Begini Komentar Mengejutkan Jonru Ginting Soal PK Ahok

Jonru Ginting ditetapkan sebagai tersangka dan langsung ditahan penyidik Direktorat Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Metro Jaya pada Jumat, 29 September 2017. Jonru dilaporkan Muannas Alaidid atas tuduhan menyebarkan ujaran kebencian karena menulis status di Facebook yang dinilai mengandung pelanggaran unsur suku, agama, dan ras.

Pada sidang Senin kemarin, Jonru Ginting membacakan sendiri nota pembelaannya kepada majelis hakim yang diketuai Antonio Simbolon. Jonru mengutip pernyataan Anies Baswedan untuk menegaskan adanya ketidakadilan dalam pelaksanaan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik, yang dipakai menjerat Jonru Ginting saat ini.

Advertising
Advertising

"Seperti kata Anies Baswedan, persatuan hanya bisa tercipta di dalam keadilan. Artinya, jika ketidakadilan seperti yang saya jabarkan tadi masih terjadi atau dipelihara, jangan berharap persatuan bisa tercipta," tutur Jonru Ginting.

Baca: Jonru Ginting Kutip Pernyataan Anies Baswedan Dalam Pledoi

Perkataan yang dikutip Jonru Ginting itu memang pernah diucapkan Anies Baswedan beberapa kali. Anies pernah mengatakannya dalam debat pilkada 2017 saat melawan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada 13 April 2017.

Jonru Ginting juga mengatakan sangat setuju dengan upaya pemerintah memberantas penyebaran informasi menyesatkan atau hoax dan menghukum penyebar ujaran kebencian. Bahkan dia berpendapat, penyebar hoax dan kebencian pantas dihukum karena mengancam persatuan nasional. Namun Jonru Ginting menilai upaya pemerintah dalam memberantas hoax berat sebelah.

Menurut Jonru Ginting, pemerintah sangat cepat dalam menindak orang-orang yang kontra-pemerintah. Sedangkan yang pro-pemerintah tak ditindak. Jonru Ginting menganggap pemerintah telah melakukan ketidakadilan dalam penegakan hukum, sehingga kontraproduktif dengan upaya menciptakan persatuan.

Berita terkait

Galih Loss jadi Tersangka Penodaan Agama yang Diunggah di TikTok, Polisi Sebut untuk Cari Endorse

4 hari lalu

Galih Loss jadi Tersangka Penodaan Agama yang Diunggah di TikTok, Polisi Sebut untuk Cari Endorse

Dalam proses pemeriksaan, Galih Loss disebut membuat konten ujaran kebencian hingga penodaan agama di akun TikTok untuk mencari endorse.

Baca Selengkapnya

Usai jadi Tersangka Dugaan Penodaan Agama, Galih Loss Ditahan di Rutan Polda Metro Jaya

4 hari lalu

Usai jadi Tersangka Dugaan Penodaan Agama, Galih Loss Ditahan di Rutan Polda Metro Jaya

Ditreskrimsus Polda Metro Jaya resmi menetapkan Galih Noval Aji Prakoso alias Galih Loss sebagai tersangka dugaan penyebaran kebencian di TikTok.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Tetapkan Tiktokers Galih Loss jadi Tersangka Dugaan Penodaan Agama

4 hari lalu

Polda Metro Jaya Tetapkan Tiktokers Galih Loss jadi Tersangka Dugaan Penodaan Agama

Polda Metro Jaya menetapkan Galih Loss sebagai tersangka penyebaran kebencian dan penodaan agama lewat Tiktoknya @galihloss3.

Baca Selengkapnya

Perjalanan Karir T-ARA, Soal Gonta-ganti Member hingga Rumor Bullying

7 hari lalu

Perjalanan Karir T-ARA, Soal Gonta-ganti Member hingga Rumor Bullying

Grup idola K-pop T-ARA meraih puncak popularitaasnya di tahun 2010an dengan berbagai lika-liku termasuk tuduhan skandal bullying.

Baca Selengkapnya

Aktivis Penolak Tambak Udang Karimunjawa Daniel Frits Dituntut 10 Bulan Penjara dan Denda Rp 5 Juta

38 hari lalu

Aktivis Penolak Tambak Udang Karimunjawa Daniel Frits Dituntut 10 Bulan Penjara dan Denda Rp 5 Juta

Selain Daniel Frits, tiga warga Karimunjawa yang juga penolak tambak udang dilaporkan menggunakan UU ITE ke Polda Jateng.

Baca Selengkapnya

Ariana Grande Minta Fans Setop Tulis Pesan Kebencian Akibat Salah Artikan Lagu Barunya

48 hari lalu

Ariana Grande Minta Fans Setop Tulis Pesan Kebencian Akibat Salah Artikan Lagu Barunya

Ariana Grande ingin menghentikan ketidaknyamanan yang terjadi karena kesalahpahaman orang-orang dalam menafsirkan lagu-lagu terbarunya.

Baca Selengkapnya

Cekfakta #250 Ujaran Kebencian Menyangkut SARA Meningkat Selama Pemilu 2024

49 hari lalu

Cekfakta #250 Ujaran Kebencian Menyangkut SARA Meningkat Selama Pemilu 2024

Ujaran kebencian ini meningkat ketika hari pemungutan suara. Bahkan hoaks berbau etnis kembali mewarnai, mendaur ulang pola kebohongan.

Baca Selengkapnya

Ujaran Kebencian Anti-Islam di India Naik, Serangan Israel di Gaza Jadi Faktor Penting

26 Februari 2024

Ujaran Kebencian Anti-Islam di India Naik, Serangan Israel di Gaza Jadi Faktor Penting

India Hate Lab menemukan ujaran kebencian anti-muslim di India meningkat 62 persen pada paruh kedua 2023. Perang Israel di Gaza disebut berpengaruh.

Baca Selengkapnya

Arya Wedakarna yang Dipecat DPD RI karena Dugaan Rasis Gugat ke PTUN

25 Februari 2024

Arya Wedakarna yang Dipecat DPD RI karena Dugaan Rasis Gugat ke PTUN

Mantan senator asal Bali, IGN Arya Wedakarna, menggugat Ketua Badan Kehormatan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) ke PTUN Jakarta

Baca Selengkapnya

CekFakta #248 Memantau Ujaran Kebencian yang Meningkat Seputar Pemilu 2024

23 Februari 2024

CekFakta #248 Memantau Ujaran Kebencian yang Meningkat Seputar Pemilu 2024

Memantau Ujaran Kebencian yang Meningkat Seputar Pemilu 2024

Baca Selengkapnya