Warga Pulau Pari berunjuk rasa di Balai kota DKI Jakarta, 25 april 2018. Dalam Aksinya warga meminta hak atas pengembalian pemukiman di Pulau Pari atas kejanggalan penerbitan sertifikat yg di lakukan oleh BPN (Badan Pertahanan Nasional) di Pulau Pari. TEMPO/Muhammad Denggan Fahrurrozie
TEMPO.CO, Jakarta -Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga belum mengetahui ihwal warga Pulau Pari yang mengelar aksi di Balai Kota DKI Rabu pagi, 25 April 2018. Terkait sengketa lahan antara warga dan PT Bumi Pari Asri, Sandiaga Uno berencana mengunjungi langsung Pulau Pari.
Lawatan ke Pulau Pari diagendakan setelah acara Aquatlhon 5-6 Mei 2018 di Pulau Tidung. “Pulau Pari habis Pulau Tidung. Kami fokuskan dulu di Aquatlhon tanggal 5-6 mei setelah itu next nya Pulau Pari” ujar Sandiaga di Monumen Nasional Rabu 25 April 2018. Baca : Warga Pulau Pari Unjuk Rasa Tuntut Bertemu Anies Baswedan
Puluhan warga Pulau Pari menggelar mendatangi balai kota Jakarta untuk bertemu Gubernur Anies Baswedan. Mereka menggelar unjuk rasa agar tuntutannya dipenuhi. "Kami ingin meminta Anies Baswedan mencabut sertifikat koporasi yang menguasai Pulai Pari," kata pengunjuk rasa bernama Ujen.
Ujen mengatakan warga Pulau Pari tidak akan meninggalkan balai kota sampai bertemu dengan Gubernur Anies. "Kami akan di sini terus sampai ketemu Anies, sampai diusir. Kalau perlu kami menginap," ucapnya.
Sebelumnya Ombudsman mengumumkan laporan akhir pemeriksaan kepemilikan lahan di Pulai Pari. Dari hasil pemeriksaan itu ditemukan indikasi maladministrasi dalam penerbitan 62 sertifikat hak milik (SHM) atas nama perorangan serta 14 sertifikat hak guna bangunan (SHGB) atas nama PT Bumi Pari Asri dan PT Bumi Griyanusa. Ada pun bentuk maladministasi itu antara lain penyimpangan prosedur, penyalahgunaan wewenang, dan pengabaian kewajiban hukum.
Atas temuan Ombudsman itu penduduk Pulau Pari berunjuk rasa di kantor Badan Pertanahan Nasinal DKI Jakarta pekan lalu. Karena belum mendapat jawaban, mereka melanjutkan unjuk rasa di balai kota. "Sudah ada beberapa perwakilan, kami siap ketemu," kata Ujen.
Berdasarkan pantauan Tempo, unjuk rasa pagi tadi yang dimulai sejak pukul 08.00 itu diikuti oleh sekitar 50 warg Pulau Pari. Ujen mengatakan mereka berangkat dari Pulau Pari Selasa, 24 April 2018 pukul 10.00. "Kami naik satu kapal, bermalam di Kaliadem, Muara Angke lanjut ke Balai Kota," ucapnya. "Kalau Gubernur Anies Baswedan enggak mau ketemu kami akan nginap lagi di kapal dan demo besoknya."