Dana Kampanye Terbesar di Bekasi Hanya Rp 4 Miliar

Senin, 25 Juni 2018 14:49 WIB

Pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Bekasi Rahmat Effendi-Tri Adhianto (nomor urut satu) dan Nur Supriyanto-Adhy Firdaus (nomor urut dua) di Bekasi, Jawa Barat, 13 Februari 2018. ANTARA/Risky Andrianto

TEMPO.CO, Bekasi - Komisi Pemilihan Umum Kota Bekasi menerima laporan pertanggungjawaban dana kampanye pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bekasi periode 2018-2023.

"Laporan dana kampanye sedang diaudit oleh akuntan independen," kata Kepala Subbagian Hukum KPU Kota Bekasi, Fatimah Ria Apriani, Senin, 25 Juni 2018.

Baca: Ratusan Satpol PP Copoti Alat Kampanye Pilkada Kota Bekasi

Menurut dia, dana kampanye yang dilaporkan paling besar adalah pasangan nomor urut 1, Rahmat Effendi-Tri Adhianto sebesar Rp 4.475.354.879, sedangkan pasangan nomor urut 2, Nur Supriyanto-Adhy Firdaus hanya setengahnya yakni Rp 2.249.945.722.

Menurut dia, audit dana kampanye untuk mengetahui rasional atau tidaknya selama masa kampanye baik tertutup maupun terbuka yang dimulai pada 14 Februari sampai dengan 23 Juni 2018 atau empat bulan lebih. "Nanti tim auditor memberikan penilaian," kata dia.

Baca: Penyebab Polisi Tetapkan Siaga 1 Menjelang Pilkada Kota Bekasi

Ia mengatakan, penilaian ada dua kategori. Yakni patut dan tidak patut. Menurut dia, tak ada sanksi bagi pasangan calon jika dana kampanyenya dinilai tidak patut oleh auditor independen tersebut. Namun, penilaian itu akan menjadi catatan bagi pasangan calon itu jika akan maju lagi dalam berbagai pemilihan baik legislatif, dan lainnya.

Dikatakan Ria, KPU Kota Bekasi membatasi dana kampanye paling banyak Rp 43 miliar. Dana tersebut bersumber dari sumbangan pribadi, atau pun badan hukum. Namun, dalam realitanya sesuai dengan laporan, masing-masing pasangan calon hanya menghabiskan dana jauh di bawah yang ditetapkan.

Baca: Terduga Teroris Depok Hendak Lakukan Amaliah Saat Pilkada Jabar

Menurut dia, di dalam peraturan disebutkan bahwa dana kampanye hanya dipergunakan misalnya membeli merchandise seperti kaus, mug, dan lainnya. Harga yang ditetapkan satu merchandise tak lebih dari Rp 25 ribu. "Di luar alat peraga kampanye," ujar dia.

Pengamat Politik Bekasi dari Universitas Islam '45 Bekasi, Adi Susila mengatakan, sedikitnya dana kampanye karena pasangan calon kini tak dibebankan membeli alat peraga, karena sudah ditanggung oleh KPY. "Sehingga mengurangi pengeluaran," ujar dia.

Berita terkait

Cemburu dan Suka Menguntit, Ciri Pasangan Obsesif dan Bikin Tak Nyaman

1 hari lalu

Cemburu dan Suka Menguntit, Ciri Pasangan Obsesif dan Bikin Tak Nyaman

Sikap terlalu berlebihan kepada pasangan bisa berubah menjadi obsesi yang negatif dan justru membuat Anda merasa tidak nyaman.

Baca Selengkapnya

5 Faktor yang Bikin Politik Uang Terus Eksis di Indonesia

1 hari lalu

5 Faktor yang Bikin Politik Uang Terus Eksis di Indonesia

Anggota Komisi II DPR dari Fraksi PDIP, Hugua usulkan politik uang atau money politics dilegalkan. Apa sebab politik uang eksis di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Hugua Kader PDIP Usulkan Politik Uang Dilegalkan, Cermati Bentuk Money Politics dalam Pemilu

1 hari lalu

Hugua Kader PDIP Usulkan Politik Uang Dilegalkan, Cermati Bentuk Money Politics dalam Pemilu

Politik uang jadi sorotan setelah diusulkan Hugua, anggota Komisi II DPR yang juga kader PDIP agar dilegalkan. Seperti apa bentuk money politics?

Baca Selengkapnya

Kader PDIP Usul Politik Uang Dilegalkan, Ini Aturan Larangan Money Politics dan Sanksi Bagi Pelanggarnya

1 hari lalu

Kader PDIP Usul Politik Uang Dilegalkan, Ini Aturan Larangan Money Politics dan Sanksi Bagi Pelanggarnya

Anggota Komisi II DPR yang juga Kader PDIP, Hugua usulkan politik uang dalam Pemilu dilegalkan. Bagaimana regulasi money politics dan sanksinya?

Baca Selengkapnya

Soal Gaya Hidup Pejabat KPU yang Disindir DPR, Feri Amsari: Kita Jadi Mengerti Kenapa Kecurangan Pemilu Dibiarkan

1 hari lalu

Soal Gaya Hidup Pejabat KPU yang Disindir DPR, Feri Amsari: Kita Jadi Mengerti Kenapa Kecurangan Pemilu Dibiarkan

Pakar hukum tata negara Feri Amsari merespons gaya hidup pejabat KPU yang sempat disindir DPR, yakni menyewa private jet hingga bermain wanita.

Baca Selengkapnya

Dede Yusuf Ungkap Alasan Enggan Maju Pilkada 2024

1 hari lalu

Dede Yusuf Ungkap Alasan Enggan Maju Pilkada 2024

Politikus Partai Demokrat Dede Yusuf lebih memilih menjadi anggota DPR RI dibanding maju Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Caleg Terpilih Maju Pilkada Harus Mundur, PDIP Singgung KPU Tak Konsisten

2 hari lalu

Caleg Terpilih Maju Pilkada Harus Mundur, PDIP Singgung KPU Tak Konsisten

PDIP menyoroti pernyataan terbaru KPU tentang caleg terpilih yang ingin maju pilkada harus mundur.

Baca Selengkapnya

KPU Kota Depok Pastikan Tak Ada Paslon Wali Kota Jalur Independen di Pilkada 2024

2 hari lalu

KPU Kota Depok Pastikan Tak Ada Paslon Wali Kota Jalur Independen di Pilkada 2024

KPU Kota Depok mengungkap alasan tidak ada paslon wali kota dari jalur independen atau perseorangan di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Profil Juri Ardiantoro, dari Bekas Ketua KPU Kini Jadi Stafsus Jokowi

2 hari lalu

Profil Juri Ardiantoro, dari Bekas Ketua KPU Kini Jadi Stafsus Jokowi

Simak profil Juri Ardiantoro di sini.

Baca Selengkapnya

KPU Sebut Hanya Ada 1 Bakal Calon Independen di Pilgub 2024

2 hari lalu

KPU Sebut Hanya Ada 1 Bakal Calon Independen di Pilgub 2024

Ada satu bakal pasangan calon independen yang mengundurkan diri, meskipun telah memenuhi syarat dukungan.

Baca Selengkapnya